Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

Sarjana Muda

Gambar
Sahabatku di Jurnal 07, Lala dan Inda, baru aja resmi dinyatakan sebagai sarjana ilmu komunikasi (S.Ikom). Yihaaa selamat ya! Setelah melewati masa-masa penggalauan yang tiada henti selama mengerjakan skripsi, akhirnya sekarang mereka bisa bernafas lega. Yaa… meskipun masih ada revisian, tapi setidaknya gelar dan jadwal wisuda udah di tangan, sikasik! Malamnya aku membantu Lala buat packing di kosannya. Baju, tas, buku-buku, masuk kardus. Dia mau pulang ke rumah, jadi dia akan nyicil bawa pulang sebagian barangnya. Kukira Lala udah nggak akan galau lagi, ternyata malemnya dengan muka sedih dia bilang, “Ken… sekarang aku udah bukan mahasiswa lagi ya…” Iya Lala, kamu sarjana sekarang. “Terus aku udah nggak kuliah lagi ya…” Iya Lala, sekarang orientasi kamu adalah bekerja dan melepaskan ketergantungan finansial dari orang tua. “Huaaaa… aku sediiiiiihhh…” Jiaaa, ternyata menjadi sarjana pun dia belum berhenti menggalau. Tapi kesedihan Lala memang beralasan. Masa-masa menjadi mahasiswa ada

Renungan tahun ke-22

Aku letih. Semakin aku mencari, semakin jauh aku merasa tersesat. Cukup sudah, tak perlu lagilah sok-sokan mau mencari JATI DIRI yang entah apa, di mana, dan bagaimana bentuknya. Aku sampai di satu titik perenungan bahwa seharusnya aku menjadi seperti apa yang diharapkan kedua orang tuaku. Mungkin itulah diriku yang sebenarnya, yang seharusnya. Aku tak mau lagi mencoba, meniru orang lain dan terus menyakiti orang tuaku akan sikapku yang aneh-aneh itu. Aku ingin mereka bahagia, maka aku akan jadi apapun yang mereka inginkan. Sering aku menganggap, cuma akulah yang paling tau mauku dan maksudku. Tapi semakin hari aku justru makin tidak paham apa yang sesungguhnya aku inginkan di hidup ini. Aku seharusnya bersyukur atas apa yang telah diusahakan kedua orang tuaku demi membuat hidupku jadi sempurna. Orang tua mungkin tak selalu paham kemauan kita, tapi mereka selalu tahu apa yang baik buat kita. Mereka nggak akan pernah menyesatkan dan membiarkan kita jatuh. Sekarang aku percaya itu sepenu

Setelah Sondang Pergi

Sondang, oh Sondang. Dua minggu terakhir ini nama itu begitu sering kita dengar. Sondang Hutagalung, seorang mahasiswa tingkat akhir Fakultas Hukum Universitas Bung Karno yang juga seorang aktivis HAM, Ketua HAMURABI (Himpunan Advokasi dan Studi Marhaenis Muda untuk Rakyat dan Bangsa Indonesia), nekat bakar diri di depan Istana Negara, pada Rabu (7/12). Ia mengalami luka bakar 97%, dan akhirnya meninggal dunia setelah 3 hari mendapatkan perawatan intensif dari RSCM. Aksi Sondang membuat kita semua terhentak kaget. Meski tidak ada pesan tersurat yang ia tinggalkan, namun ketika seorang aktivis mahasiswa, bakar diri, di depan Istana Negara, maka apalagi pesan yang ingin ia sampaikan jika bukan kritik keras terhadap kinerja pemerintah? Mungkin ia sudah kehabisan kata-kata untuk kelakuan para petinggi negara yang sudah tuli akan suara-suara rakyat. Tanpa bermaksud mengecilkan arti sebuah nyawa, aku sendiri sebenarnya masih tidak mengerti mengapa dan bagaimana Sondang bisa nekat melakukan t

Perempuan Sempurna

Gambar
Jadi mahasiswi, itu biasa. Menikah dan membina keluarga di usia muda, itu pun biasa. Namun menikah di usia muda, lalu membina keluarga sambil tetap menjalankan tugas sebagai mahasiswi, wah itu baru luar biasa! Adalah Hani Noor Ilahi dan Rachmi Nurhanifah, dua sahabatku di Jurnal, yang cerdas luar biasa. Sejak pertama mengenal mereka, aku yakin, mereka akan selalu jadi shining star, di manapun dan apapun yang mereka lakukan. Nggak cuma cerdas, sikap mereka juga selalu lebih tenang dan dewasa daripada aku. Hani aktivis dakwah kampus, dia juga aktif di Badan Perwakilan Mahasiswa Unpad, suka orasi, jago memanah, orang tuanya aktif di kancah politik. Ami, she is a seeker, just like me. Dia akan baca semua buku, ikuti semua diskusi, dan dengarkan opini semua orang. Ami ngambil double degree , pendidikan bahasa Inggris di UPI (Gegerkalong) dan Jurnalistik Fikom Unpad (Jatinangor). Jauh ya boo... Aku sama sekali nggak mengira bahwa kedua sahabatku yang lagi bersinar-sinarnya itu, kemudian mem

Lelucon yang Tidak Lucu

Tuhan tidak pernah tidur. Tuhan tidak pernah salah. Maka semua yang ia ciptakan, pastilah diciptakan dengan sebaik-baiknya, tanpa kecacatan. Ia menciptakan semua makhluknya dengan hikmah, yang terkadang kita tidak bisa memahaminya, malah menjadikannya sebagai lelucon. Aku seringkali geram menyaksikan acara-acara lawak di televisi, yang menyajikan lelucon-lelucon konyol minim esensi. Pelawak kita, misalnya. Seringkali mereka mengambil bahan lawakan dengan karakter tertentu yang menurutku, mengejek, menghina, merendahkan kawan-kawan kita yang memang diciptakan berbeda dengan kita. Ada pelawak yang menghina orang tunarungu atau kurang pendengaran, dengan meniru dan menamai karakternya, Si Bolot. Ada pelawak yang menghina saudara-saudara kita yang memiliki kesulitan berbicara dengan meniru dan menamai karakternya, Si Gagap. Pernah juga seorang pelawak OVJ tampil dalam karakter yang cenderung menghina orang-orang yang memiliki kesulitan melihat, teman-temannya di panggung sering meneriakkan

Aku Benci Spesiesku!

Sebuah kabar memilukan datang dari bumi Borneo. Baru-baru ini harian lokal di Kalimantan Timur gencar memberitakan tentang pembantaian orang utan. Primata yang (seharusnya) dilindungi itu dibantai oleh manusia-manusia tak beradab lantaran dianggap hama di perkebunan kelapa sawit. Ada foto-foto, bahkan videonya, yang nyaris membuatku menangis menyaksikan betapa hewan-hewan lucu itu terluka bersimbah darah, atau bahkan mati mengenaskan. Pembantaian itu diduga berlangsung sekitar tahun 2009-2010 di Muara Kaman, Kutai Kartanegara. Entah kalau masih berlangsung hingga sekarang. Bukti berupa foto-foto dokumentasi pembantaian orangutan itu diperoleh melalui penyelidikan yang dimulai sejak akhir September 2011 lalu, seiring dengan mencuatnya pemberitaan di media massa. Aku mau nangis tiap kali melihatnya, jadi aku tidak akan memperlihatkannya kepada kalian di sini. Mereka dibunuh karena dianggap hama. Hama! Perusak tanaman sawit katanya. Hei, manusia bodoh! Memangnya siapa yang terlebih dahulu

Pensieve

Gambar
Apa yang biasanya kamu lakukan saat sedang sedih, dalam tekanan,banyak pikiran, stres? Ada yang bilang, makan! Ada juga yang bilang, jalan-jalan! Karokean sama temen-temen! Manusia selalu punya cara dalam menghadapi keterbatasannya. Terutama keterbatasan pikiran dan emosional. Yang namanya kesabaran, semangat, rasa ikhlas, seringkali naik-turun grafiknya dalam diri manusia. Kepala juga terasa mumet saat banyak pikiran. Saat sedang labil inilah, manusia punya berbagai cara untuk mengembalikan kestabilan emosinya, juga meringankan kepenatan pikirannya. Salah satu tokoh dalam kisah Harry Potter, yaitu Albus Dumbledore, sang kepala sekolah sihir Hogwarts, juga punya cara untuk meringankan kepenatan pikiran. Kau ingat, saat penyihir berjenggot putih itu merasa pikirannya sudah terlalu penuh dan terasa amat penat, ia akan menaruh sebagian kecil dari memorinya itu ke dalam sebuah bejana biru, yang disebut Pensieve. Masing-masing kita memiliki pensieve, sebuah wadah penyaluran bagi pik

Korean Pop; Sebuah Kontra Hegemoni

Gambar
Saat ini demam boyband dan girlband sedang melanda Indonesia. Namun yang berbeda pada demam boyband kali ini adalah, kiblatnya bukan lagi berasal dari UK atau US seperti Boyzone, Backstreet Boys, NSYNC, dan Weslife (lawas abis). Kali ini, virus boyband dan girlband itu berasal dari negeri ginseng, Korea Selatan. Melalui produk-produk budaya populer seperti film, drama, dan musik, Korea Selatan getol menyebarkan pengaruh budayanya, yang dikenal dengan sebutan Korean Pop, K-Pop, atau Hallyu Wave. Tak cuma di Indonesia, demam K-Pop bahkan sudah meluas ke berbagai penjuru dunia. Di sebagian besar wilayah Asia, Eropa, bahkan Amerika, nama-nama seperti DBSK, Superjunior, Wondergirls, dan Big Bang sudah tak asing. Perlahan tapi pasti, mereka menggeser dominasi musisi UK dan US yang sejak dulu selalu merajai tangga musik internasional. Hegemoni Hollywood yang amat mapan kini dilawan oleh sebentuk kontra hegemoni dari Korean Pop ini. Apa sih yang membuat para selebriti Korean Pop menjadi idola

Donor Darah

Gambar
Akhir Oktober seperti ini, orang-orang Barat sedang heboh merayakan pesta Halloween, yang identik dengan segala yang seram-seram, hantu, labu nyengir, dan kostum-kostum aneh. Saya punya kegiatan lain di masa Halloween ini. Daripada berseram-seram pake make up berdarah-darah, lebih baik donor darah. *maksa Ini pengalaman pertama kali bagi saya mendonorkan darah. Udah kepingin sejak lama, tapi waktunya selalu ga tepat. Entah di saat saya lagi menstruasi, lagi puasa, abis minum obat, dan sebagainya. Baru kali ini ada kesempatan, Alhamdulillah. Usai makan siang dan solat zuhur, saya bersama tiga orang kawan langsung menuju GOR Pakuan, tempat acara donor darah berlangsung. Acara donor darah kali ini merupakan inisiatif dari mahasiswa Fakultas Geologi Unpad kerjasama dengan Corporate Social Responsibility Cipaganti dan Palang Merah Indonesia. Wow, lumayan banyak juga yang datang. Senengnya lihat antusiasme mahasiswa untuk mendonorkan darah, sebuah kegiatan yang pastinya sangat bermanfaat! Ak

Tulisan Tangan

Gambar
Teknologi memang diciptakan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Namun tetap saja, dalam hubungan interaksi antar manusia, banyak hal yang tak bisa tergantikan, bahkan oleh teknologi paling modern sekalipun. Contohnya, meski saat ini berkomunikasi semakin mudah menggunakan berbagai perangkat seperti telepon, SMS, chat, instant messenger, bahkan video chatting, tetap saja, semua tak bisa menggantikan peran komunikasi tetap muka. Meski sekarang kau bisa punya ribuan teman maya di facebook atau jutaan followers di twitter, tetap tak ada yang akan bisa menggantikan sepuluh sahabatmu. Dan meski sekarang sudah ada berbagai perangkat teknologi untuk mengirim pesan singkat, mengetik lebih cepat, serta berbagai font tipografi, buat saya, tetap tak ada yang bisa menggantikan tulisan tangan.  Ya, tulisan tangan. Hampir setiap hari orang menulis dengan tangan. Dan tulisan tangan itu seperti sidik jari, tak ada tulisan orang yang sama persis. Bahkan kita bisa membaca karakter dan sifat seseora

INDONESIA: Places I Should See Before I Die (Part 2)

Gambar
Dirgahayu Indonesiaku! Siapapun tahu, Indonesia adalah negara yang luar biasa indah. Pesonanya tiada dua di dunia ini. Mulai dari keramahan masyarakatnya, kekayaan budayanya, dan tentu saja, eksotisme alamnya! Sungguh, budaya dan alam Indonesia tak akan pernah habis dibahas. Banyaaaaakk sekali tempat indah di Indonesia yang pengeeeeeeennn banget saya datengin. Sampai saya bikin daftarnya di buku harian saya: INDONESIA: Places I Should See Before I Die. Banyak banget. Berikut lanjutannya. 1. Nusa Tenggara Kepulauan yang terletak di Indonesia bagian tengah ini begitu eksotis, menyimpan kekayaan alam dan budaya yang unik, berbeda dari daerah lain. Begitu banyak tempat yang ingin saya kunjungi dari kepulauan ini. Di antaranya adalah, Danau Kelimutu, pantai berbatu hijau-biru di Ende, terus pengen lihat kuda-kuda Sumbawa berlarian di savana , pengen lihat orang main Sasando , dan tentu saja, Pulau Komodo. 2. Gunung Rinjani Masih di Indonesia bagian tengah, aku pengeeeen sekali mendaki gunu

INDONESIA: Places I Should See Before I Die (Part 1)

Gambar
1. Ngarai Sianok, Sumatera Barat NGARAI SIANOK, lembah curam yang terletak di perbatasan Bukittinggi dengan Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Jurang ini dalamnya sekitar 100 m membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m dan merupakan bagian dari patahan yang memisahkan Pulau Sumatera menjadi dua bagian memanjang (Patahan Semangko). Patahan ini membentuk dinding curam, dan membentuk lembah hijau yang dialiri Batang Sianok yang airnya jernih. Pertama kali aku lihat foto Ngarai Sianok di kalender. Waaahhh… aku bener-bener melongo waktu memandangi fotonya, dan membayangkan betapa kecilnya aku jika berada di bawah tebing-tebing batu itu. Ngarai Sianok ini sebetulnya patahan, mirip-mirip lah dengan patahan Lembang di Jawa Barat, tapi menurutku ngarai ini pemandangannya lebih W.O.W! 2. Pantai-pantai di Bangka Belitung Kepulauan BANGKA–BELITUNG, sebuah provinsi muda yang dulunya menjadi bagian dari Sumatra Selatan. Kepulauan Babel dipisahkan oleh Selat Bangka dari Pulau Sumatra, dan Se

Lollipop Clutch, My HANDMADE...!

Gambar
Aku baru aja menyelesaikan sebuah rajutan, kali ini bukan syal atau topi, melainkan sebuah dompet atau CLUTCH...! Cantiknyaaa ♥♥♥ Aku menyebutnya Lollipop clutch, karena warna benangnya itu ngingetin sama lollipop, si permen warna-warni, aaaa lucu deh pokoknya! Ukurannya lumayan besar, karena awalnya pengen bikin laptop case, tapi apa daya benangnya kurang >.< trus aku males beli lagi (belinya jauh euy di gerlong, soalnya di sana lucu-lucu dan murah) Dari luar sih kelihatan baik-baik aja ya clutch ini, tapiiiiii jangan coba-coba lihat dalemnya! Ahahahaha... parah banget asli! Terutama di bagian retsleting, alamak... trus masang dalemannya juga kujahit pake tangan aja, trus nggak tau lah gimana caranya yang penting nempel! \m/ Dalemannya pakai kain pelangi juga, keren deh pokoknya colorful! Eits, udah udah jangan diliatin detailnya gitu dong, gak usah merhatiin jaitannya deh, hihi. Ini tadi pagi aku diajarin Mbah buat ngejahitnya, Mbahku sampai mumet dan nyerah, "Yo opo nak,