Renungan tahun ke-22

Aku letih. Semakin aku mencari, semakin jauh aku merasa tersesat. Cukup sudah, tak perlu lagilah sok-sokan mau mencari JATI DIRI yang entah apa, di mana, dan bagaimana bentuknya.

Aku sampai di satu titik perenungan bahwa seharusnya aku menjadi seperti apa yang diharapkan kedua orang tuaku. Mungkin itulah diriku yang sebenarnya, yang seharusnya.

Aku tak mau lagi mencoba, meniru orang lain dan terus menyakiti orang tuaku akan sikapku yang aneh-aneh itu. Aku ingin mereka bahagia, maka aku akan jadi apapun yang mereka inginkan.

Sering aku menganggap, cuma akulah yang paling tau mauku dan maksudku. Tapi semakin hari aku justru makin tidak paham apa yang sesungguhnya aku inginkan di hidup ini. Aku seharusnya bersyukur atas apa yang telah diusahakan kedua orang tuaku demi membuat hidupku jadi sempurna.

Orang tua mungkin tak selalu paham kemauan kita, tapi mereka selalu tahu apa yang baik buat kita. Mereka nggak akan pernah menyesatkan dan membiarkan kita jatuh. Sekarang aku percaya itu sepenuhnya.

Jadi mulai hari ini, aku adalah apa yang orang tuaku inginkan.

Aku akan buat mereka bahagia.

Komentar

Baca juga...

Menuju Kelimutu, Perjalanan Penuh Liku

Benda-benda Kesayanganku...

Gunung Kunci, Benteng Kokoh di Balik Bukit

Teknik Penulisan Berita Langsung dan Berita Khas

Jejak Pancasila di Bawah Pohon Sukun