Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Tahun Kesenangan

Gambar
Life is so funny. In the end, your greatest pain becomes your greatest strength.  ** Aku mengawali tahun 2013 dengan kepahitan dan rasa sakit dikhianati oleh orang yang kucintai. Sebuah kejutan tak terduga yang cukup mengguncangku waktu itu. Tetapi saat tengah limbung itulah, aku justru dipertemukan dengan orang-orang yang kehadirannya bukan cuma menguatkan, tapi juga mengajariku banyak hal dengan bersenang-senang. Iya, jadinya 2013 ini tahun kesenangan! I travel a lot this year, I checked some points of my bucket list, tetapi lebih dari itu, ada orang-orang spesial yang dikirimkan Tuhan untukku dan membuat tahun ini terasa lebih berarti. Mereka membantuku menemukan diri. Thanks to my powerpuff girls kak Noni dan Desma yang udah bikin aku ngakak terus sampe kurus setahunan ini (eh iya kan ketawa membakar kalori kan). Bersama mereka, aku menemukan sisi diriku yang baru. Sebelumnya, orang mengenal Ken Andari dengan image yang cool , jutek, lurus banget, suka mikir yang

Bingkai Wajah

Gambar
Eyebrow frame your face. Ungkapan itu sangat tenar di dunia kecantikan, yang menunjukkan betapa pentingnya alis bagi wajah kita. Ia mendefinisikan karakter wajah dan menegaskan sorot mata. Mata adalah jendela jiwa, dan alis adalah bingkai yang menghiasinya. Tanpa alis, manusia akan terlihat sangat tidak menarik. Dalam dunia kecantikan, tren alis berubah sama dinamisnya dengan fashion . Ingat kan, masa di mana alis melengkung busur seperti Grace Kelly atau Audrey Hepburn yang jadi tren. Kemudian tren berubah awal 1980-an ketika muncul Brooke Shields dengan alisnya yang tebal natural. Tahun 1990-an, alis tipis segaris sangat digemari. Semua perempuan mencukur alisnya, mulai dari KD sampai Christina Aguilera. Sekarang, alis tebal kembali disukai. Kalau dulu ada Brooke Shields, sekarang ada Clara Delevingne, Lily Collins, dan Camilla Belle yang menjadi ikon kesempurnaan alis (woelaaah...) dengan alis tebal dan tegas membingkai wajah. Tren baru ini bisa dilihat di runway, para mode

Pendakian Guntur Selow Ceria (Tapi Kemalingan)

Gambar
“Ke Gunung Guntur Garut? Serius lo?” Begitu respon orang saat kubilang, aku mau ke sana akhir pekan ini. Katanya trek-nya gila, dan bener-bener bukan buat pelesir. Padahal saat itu aku, Kak Noni, dan Mbak Aini sebagai pendaki pemula niatnya cuma mau refreshing ngeliat yang ijo-ijo. Kami janjian di Pasar Rebo jam 10 malam. Sengaja ambil bus terakhir menuju Garut supaya sampe sana subuh. Kami pun berkenalan dengan Hendra, Bimo, dan Zaki. Aku juga ngajak sahabatku Yusuf. Hampir semuanya baru kenalan, tapi begitulah sesama pendaki bersaudara. Karena ada macet panjang di Rancaekek, kami baru tiba di Garut pukul 5.30 pagi. Langsung menuju kosan Kang Maman, yang akan jadi guide kami ke Guntur. Setelah mandi, belanja, dan re-packing , kami pun siap berangkat. Kami naik angkot dari terminal Guntur sampai Tanjung, lalu numpang truk pasir sampai atas.  dikocok-kocok di truk sempet-sempetin pose di atas truk Eaaa.. belum apa-apa udah kotor aja naik truk pasir. Jalan me

Balada Hidup Bersama

Gambar
Semenjak tinggal di Jakarta, Lala, sahabatku, tinggal di apartemen. Lokasi apartemennya di Pondok Bambu, kebetulan nggak terlalu jauh dari kantorku. Aku pun sering main ke tempat Lala sepulang kerja kalau lagi males sendirian di kosan. Lalu kami menggalau bersama. Di apartemen Lala ada 2 kamar tidur. Awalnya aku lebih suka tidur sama Lala sambil pillow talk sebelum bobo. Tapi Lala sukanya tidur pake AC, sedangkan aku paling nggak tahan tidur kedinginan. Kalau mulai kedinginan tidurku ngga tenang lalu suka ngusel-ngusel Lala mencari kehangatan, sampe pernah dia hampir jatuh dari tempat tidur gara-gara aku. "Perang dingin" itu pun semakin menjadi-jadi. Jam 1 aku yang kedinginan bangun matiin AC. Jam 2 Lala yang kegerahan bangun nyalain AC. Jam 3 aku kedinginan lagi, matiin AC lagi, dan begitu seterusnya. Sampai akhirnya semalam, aku memutuskan pisah ranjang dari Lala. Aku tidur di kamar sebelah tanpa AC, melungker berkemul selimut tebal, sementara Lala bobo canti

Lagi-lagi Jogja, Kali Ini Ceritanya Berbeda

Gambar
Dengan kondisi badan masih biru-biru usai body rafting kemarin, aku, Kak Noni dan Desma masih berhasrat melanjutkan perjalanan ke Jogja. Nanggung euy, udah di selatan. Sementara rombongan melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta, kami bertiga turun di terminal Banjar dan menunggu bus Mandala dengan tarif Rp75rb yang akan membawa kami ke Jogja. Ternyataaaaa... sopir busnya gila! Ugal-ugalan! Tas-tas yang disimpan di atas pada berjatuhan menimpa kami saking itu si sopir berzig-zag serasa di sirkuit kali yak. Aku sampai SMS ke orang-orang terdekatku minta maaf kalau ada salah, dan mohon ditandai apabila terjadi sesuatu pada bus Mandala menuju Jogja, saya ada di sana TT__TT Awalnya aku woles berniat tidur sambil dengerin Jay-Z, gara-gara sopir yang sembarangan ini aku jadi inget mati. Playlist -ku pun kuganti dengan murottal , seengganya kalo gw mati husnul khotimah (. . .) Ini pertama kali aku naik bus begini ke Jogja. Pengamen ngga henti-henti masuk (tapi dangdut tarling juga tetep

Sekeping Surga di Green Canyon

Gambar
"Kalau kamu percaya, niscaya terwujud." Menyusuri keindahan Green Canyon di Pangandaran sudah lama masuk bucket list aku. And now I am here to make my dreams come true!! Aku akan body rafting di Green Canyon, horaaayy...! Bayangkan, menyusuri jeram Green Canyon sepanjang 5 km, bukan pakai perahu tapi pakai badan sendiri! Memacu adrenalin banget. This is one thing you should do before you die, really. Pagi itu, Kamis 26 September 2013 setelah sarapan yang banyak, kami pun bersiap-siap menerjang arus Green Canyon *tsaaah. Sambil sedikit pemanasan, jangan lupa pasang peralatan keamanan. Helm, pengaman siku dan lutut, pelampung, juga sepatu sendal. Semuanya sudah disediakan sama penyelenggara, tinggal pakai saja. Ohya, titipkan juga kamera dan ponsel di kantung khusus kedap air yang dititipkan ke akang-akang pemandu. Jangan khawatir, nanti merekalah yang akan memotret untuk kita. ready! Briefing Dari basecamp , kita masih harus naik mobil pick up menuju h