Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Big Bang was here...!

Gambar
Setelah lama ditunggu-tunggu, akhirnya Big Bang datang juga ke Jakarta. Boyband papan atas asal Korea Selatan ini menggelar konser bertajuk ALIVE WORLD TOUR 2012 di Mata Elang International Stadium (MEIS) pada 12-13 Oktober 2012. Dan, gue nontooonn...!! Ahiww… Aku nonton hari pertama, soooo excited! Ini pengalaman pertamaku nonton konser. Ada beberapa alasanku pengen nonton konser Big Bang. 1.        Pengen denger suaranya Daesung secara live. He has the best voice! 2.        Konser ini didukung oleh Live Nation dan dipromotori oleh Big Daddy. Double combo jaminan keren 3.        Pernah nonton rekaman Big Show 2012 di Korea dan langsung kepincut sama band + lightingnya 4.        Karena aku masih muda. Apa salahnya nyoba berbagai hal dan merasakan euforia masa muda yang mungkin beberapa tahun ke depan nggak bisa kunikmati seseru ini lagi. Aku berangkat naik bus Transjakarta dari terminal Kalideres pukul 14.00. Transit di Harmoni, nyambung yang jurusan Ancol. Begitu kel

The Lorax: Jika Pohon Terakhir Tumbang

Gambar
The Lorax. Ini dia film favoritku baru-baru ini. Dari judulnya kedengeran serem ya, tapi aslinya film ini lucuuuuuu gemeeeesss banget, bikin aku sekeluarga ngakak-ngakak, sangat menghibur, tapi juga membawa pesan yang amat dalam. Film animasi Universal Studios ini diangkat dari buku dongeng Dr. Seuss yang diterbitkan tahun 1972, dengan judul yang sama, The Lorax. Bercerita tentang suatu masa di Thneedville, di mana tidak ada lagi pepohonan dan udara bersih. Orang-orang harus membeli udara bersih dari seorang pengusaha kaya licik bernama Aloysius O’Hare. Ngg…   apakah kedengarannya serius dan menyeramkan? Itulah kerennya film ini! Sebuah cerita yang sebetulnya serem kalo kita bayangin, tetapi disampaikan dengan apik, lucu, dan sangat menghibur dengan sentuhan musikal. Semua bermula dari kisah seorang pemuda bernama Once-Ler yang sedang mengembara bersama keledainya. Di tengah perjalanan, ia menemukan sebuah padang pohon Truffula yang sangaaaatt indah dan berwarna-war

Catatan Mahasiswa Tingkat Akhir

Gambar
Halo, Ken Andari kembali lagi menulis setelah beberapa bulan terakhir ini berjuang menyelesaikan skripsi dan melewati berbagai sidang. Alhamdulillah.. Skripsi… Skripsi… Ah apaan sih? Kenapa harus ada skripsi? Ngapain dikerjain ribet-ribet, itu kan cuma syarat? Nantinya juga cuma berakhir jadi tumpukan kertas! Oh ya? Hmm… buatku skripsi bermakna lebih dari itu. Skripsi adalah sebuah proses yang mahal harganya. Proses pendewasaan diri. Dulu, waktu sekolah dan kuliah, kamu punya jadwal yang mengatur kamu. Setiap PR dan tugas ada deadline -nya, terus dinilai apakah hasil tugas kita sesuai sama apa yang diajarkan guru/dosen. Tapi saat mengerjakan skripsi, kamu akan belajar untuk bertanggung jawab. Tanggung jawab atas usulan penelitian yang kamu ajukan. Tanggung jawab untuk menyelesaikan apa yang telah kamu mulai. Tidak ada jadwal yang mengatur kapan kamu harus mengerjakan skripsimu. Pun tidak ada deadline yang memaksamu menyelesaikan itu. Dosen pembimbing hanya mengarahkan

Menikmati Ombak di Pantai Batu Karas

Gambar
Pesona pantai selatan memang seolah tak ada habisnya. Mulai dari legenda Nyi Roro Kidul yang mengiringi keindahannya, hingga deburan ombak besar yang bergulung dari Samudera Hindia. Di Jawa Barat, salah satu yang paling dikenal adalah Pantai Pangandaran. Sebenarnya tak jauh dari Pangandaran, kurang lebih 24 kilometer jaraknya, ada pantai berpasir hitam lain yang tak kalah cantik, Pantai Batu Karas. Pantai ini menjadi favorit para peselancar, karena tidak terlalu ramai dan ombaknya tidak terlalu besar seperti di Pangandaran. surfing di Batu Karas Bagi para pemula, belajar berselancar di Batu Karas adalah pilihan yang tepat. Untuk belajar, tidak harus punya papan selancar dulu. Di tepi pantai banyak yang menyewakan papan selancar. Anak-anak muda setempat banyak yang mahir berselancar, jadi jangan malu untuk berbagi pengalaman. Walaupun namanya Batu Karas, bukan berarti pantai ini dipenuhi bebatuan keras atau karang di sepanjang pantai. Tepian pantainya yang berpa

Maskapai yang Aneh

Minggu, 29 April 2012 Hari ini kami akan menempuh perjalanan panjang. Ende-Kupang-Jakarta. Pertama, kami akan naik pesawat Trans N*sa menuju Kupang (jadwalnya pukul 11.00), dan dari Kupang langsung menyambung naik pesawat Garuda pukul 13.20 menuju Jakarta. Dari hotel, kami naik ojek ke Bandara Haji Hasan Aroeboesman. Tarifnya cukup Rp 5000. Kami tiba di bandara pukul 9, eh ternyata bandaranya masih tutup. Oh ya, ini kan hari Minggu, jadi semua orang masih di gereja. Di Ende mayoritas warganya memang beragama Katolik, maka tak heran jika Minggu pagi seperti ini jalanan terlihat sepi, digantikan dengan suara nyanyian merdu yang bergema dari seluruh gereja. Sambil menunggu pintu bandara dibuka, kami cari-cari sarapan dulu di sekitar bandara. Kami bungkus nasi kuning dan makan di ruang tunggu. Kami check in pukul 9.30, dan ini pertama kalinya aku naik pesawat tanpa nomor tempat duduk. Aih, jadi nanti duduknya bebas aja gitu ya? Baru tau deh. Sekitar 20 menit kemudian pesawa

Pantai Penggajawa, Sebuah Ironi

Gambar
Sabtu, 28 April 2012 Ende memang penuh warna. Setelah kemarin menyaksikan keajaiban danau tiga warna di Gunung Kelimutu, hari ini kami menyaksikan pesona lainnya di Pantai Penggajawa. Pantai berpasir hitam, itu biasa. Pantai pasir putih pun banyak. Kalau pantai dengan hamparan batu biru? Naaahh... itu cuma ada di sini, di Pantai Penggajawa.   Looks familiar? Ya, mungkin kamu sering melihat batu-batu seperti ini di toko bahan bangunan. Atau mungkin ia ada di akuarium atau halaman rumahmu? Di halaman rumahku juga ada bebatuan biru itu, sebagai dekorasi taman. Dulu kupikir, ya ampun orang rajin amat mengecat batu ini satu per satu! Eh ternyata, batu biru itu alami, dan semua berasal dari pantai ini. Melihat batu warna-warni begini, aku jadi ingat dulu waktu kecil aku percaya peri-peri kecil seperti Tinkerbell-lah yang bekerja mewarnai bunga-bunga, melukis sayap kupu-kupu dan badan ikan nemo, dan mengukir karang-karang yang cantik. Hehe... imajinasi masa kecil. Seka