Melintas Garis Wallace

Aku sering berpikir, hal terbaik apa yang bisa kuwariskan ke anak-anakku kelak. Apakah ilmu, harta, pangkat? Tak semua hal bisa diwariskan. Namun setelah perjalananku kali ini, aku jadi tau apa yang bisa kuwariskan kepada anak-anakku. Kecintaan kepada tanah air Indonesia. Tidak ada yang lebih indah daripada Indonesia, dan tidak ada yang lebih baik daripada mencintai Indonesia.

Itulah yang telah diwariskan Bapak untukku.

***

Rabu, 25 April 2012

Pukul 4 pagi kami sudah bangun dan bersiap-siap berangkat. Kepagian ya? Hehe...kami terlalu bersemangat. Gimana nggak semangat, hari ini kami akan memulai perjalanan ke Nusa Tenggara! Uhuiiii...


Kalau orang-orang ditanya, tempat mana yang paling ingin kau kunjungi saat liburan? Ada yang jawab Bali, Singapura, Korea, Venezia, Paris, New York, dsb. Tapi kalau buatku, wilayah yang paling ingin aku jelajahi adalah wilayah Indonesia bagian tengah. Kau ingat kan dulu kita belajar tentang garis Weber dan garis Wallace yang membagi wilayah Indonesia menjadi tiga bagian? Aku selalu penasaran sama wilayah Indonesia bagian tengah yang jenis flora dan faunanya berbeda dengan dua wilayah lainnya. Sejak itu aku yakin bahwa wilayah Indonesia tengah itu istimewa.

Dulu Bapak sudah pernah mengajak kami ke Sulawesi Utara, tapi karena waktu itu aku dan adikku masih kecil, jadi wisatanya ala koper banget. Sekarang, Bapak kembali memberikan surprise untuk kami, perjalanan ke Nusa Tenggara! Kayaknya sih Bapak baca tulisan blogku yang ini, ^^

Karena sekarang anak-anaknya udah pada gede-gede, perjalanan kali ini adalah ala ransel! Yeaaayy...! Bahkan kata Bapak, "Bapak belum pernah lho ke Kupang. Kita sama-sama nggak tau, jadi nanti kita cari penginapan, cari makan, dan siap-siap juga kalo gak dapet tiket pesawat ke Ende." Ahh gapapa, kumaha engke eta mah, yang penting pergi! Hehe...


Travel ala ransel sudah siap!

Pesawat kami menuju Kupang akan berangkat pukul 07.10 WIB jadi kami sudah siap-siap check in sejak pukul 6 biar gak mepet dan buru-buru. Di pesawat, aku kebagian duduk dekat jendela darurat, jadi lega deh tempatnya, hehe... (ya iyalah, jalur evakuasi :p)

Pagi itu pemandangan dari atas indah sekali. Pesawat bergerak lewat selatan, jadi kami bisa lihat barisan pegunungan di Jawa Barat. Bahkan puncak Gede-Pangrango juga kelihatan menyembul dari balik awan. Heiii aku kan pernah ke situ! Kalo dilihat dari atas kayaknya kecil banget, padahal waktu mendaki dari bawah rasanya mau mati banget -______-“


Krucuk-krucuk... perutku sudah minta diisi. Maklum, sudah bangun dari jam 4 pagi tapi baru diisi donat doang. Baiklah, waktunya sarapan! Menunya segerrrr deh... omelet, kentang, tomat, sosis, plus buah dan susu. Selamat makan!

Sarapan
Pesawat ini nggak langsung terbang di Kupang, melainkan singgah dulu selama 30 menit di Denpasar. Selama 30 menit tersebut penumpang dengan lanjutan penerbangan ke Kupang boleh turun sambil menunggu di ruang tunggu airport Ngurah Rai, atau boleh juga tinggal di pesawat. Ya Alloh, aku terakhir ke Bali tuh 14 tahun yang lalu, masa udah di Bali cuma tinggal di pesawat? Seenggaknya aku harus menginjakkan tanah di Bali, biarpun cuma di runway. Ada buktinya! Nih!



Baru liat-liat sebentar di toko souvenir, tiba-tiba aku pengen pipis. Dan ternyataaaa toiletnya penuh banget! Terpaksa aku mengantri, dan setelah aku baru selesai pipis, eh ada panggilan boarding... Ya ampun, nasip... Setelah 14 tahun nggak ke Bali, sekalinya ke Bali cuma buat numpang pipis :’(

Perjalanan pun dilanjutkan. Aku udah niat, pokoknya gak mau tidur, aku mau lihat kepulauan Nusa Tenggara yang cantik! Aku mau lihat Rinjani! Sayang seribu sayang, ternyata si pesawat nggak lewat di atas Pulau Lombok, melainkan langsung ke Selatan. Hiks! Kepulauan Nusa Tenggara juga nggak banyak kelihatan karena cuaca berawan dan ketinggian pesawat ini ada di 34.000 kaki. Hiks! Untungnya, cuaca lumayan cerah di atas Kupang. Jadi ketika pesawat sudah turun dari ketinggian, aku bisa melihat pulau-pulau dan pantai yang indah di sekitar Pulau Timor. Cantiiiiiikkkk banget.

Tepi laut Pulau Timor warnanya turqoise, cantik ya?

Kami mendarat dengan selamat di Bandara El Tari Kupang, tepat pukul 12.46 WITA. Kami langsung disambut wajah-wajah ramah khas Indonesia Tengah. Malam ini, kami akan bermalam dulu di Kupang, besok pagi baru terbang lagi ke Ende. Kami pun langsung nyewa taksi yang mengantarkan kami ke hotel Le Detadu (agak susah diinget ya namanya) yang letaknya di Jalan Matahari, Penfui, Kupang. Nggak jauh, hanya <2km dari bandara.

Rugi besar kalau selama di Kupang kami hanya mendekam di kamar. Kami memutuskan untuk cari-cari jajanan di kota sambil menikmati sore di Kupang. Kami naik angkutan umum Kupang yang terkenal sebagai diskotek berjalan. Orang-orang di sini sangat suka bernyanyi, jadi tak heran kalau angkutan umumnya pun memasang speaker besar-besar dan menyetel musik keras-keras. Dag dug dag dug... dentuman speaker membuat penumpang nggak bisa ngobrol. Kalau mau turun, jangan teriak “kiri bang!” percuma, nggak akan kedengeran. Ada tombol di belakang yang bisa dipencet. Nanti si abang supir akan berhenti. Ongkosnya, jauh-dekat sama saja, Rp2000.

Kami turun di pertigaan Jalan Timor Raya, jajan dulu sambil tanya-tanya. Ternyata tak jauh dari situ ada sebuah pantai, namanya Pantai Lasiana. Karena sudah jam 5, kayaknya asik juga nih main di pantai sambil menikmati sunset. Saat itu, pantai terlihat sepi. Rupanya pantai ini biasa ramai kalau hari Sabtu-Minggu saja. Pantai Lasiana pasirnya halus berwarna coklat keabuan (dan empuk banget, asli). Selain itu, banyak sekali batu warna-warni yang terhampar di pinggir pantainya. Ada yang warna merah, kuning, biru, ungu, putih. Segera saja aku dan adikku, Niko, menelusuri pasir pantai sambil ngumpulin batu-batu lucu itu.

Batu-batuan warna-warni berserakan
Pasirnya empuk
Ken Andari, Lasiana Kupang 24 April 2012

Sayangnya sore itu mendung, jadi kami nggak bisa lihat matahari terbenam. Menjelang maghrib, kami memutuskan untuk pulang. Sebelum pulang ke hotel, kami beli makan malam dulu. Malam ini kami harus tidur cepat karena besok kami harus berangkat pagi-pagi sekali, mengejar pesawat pukul 6.15 WITA yang akan membawa kami ke Ende. Cerita di Ende nanti jauh lebih seru lagi! Jadi, tunggu ya catatanku berikutnya! ^^

***

Komentar

  1. Awesome Ken!
    like your writings. mengalir.
    salam kenal, kim

    BalasHapus
  2. ahhhhhh iken sumpahhh envy bgt bgt bgt!!!! mau deh jadi bagian keluarga lo biar bisa ikut jalan2 *maksabanget* ahahahahaha

    BalasHapus
  3. makasi kim! semoga kapan2 kamu bisa main ke Nusa Tenggara ya! Dan buktikan ceritaku ^^

    BalasHapus
  4. semoga neta diberikan rezeki, diberikan umur panjang jadi bisa jalan-jalan keliling Indonesia, amin...

    BalasHapus
  5. wow mantap ken, kapan ya gw kesitu? hahaha ke bali aj blon pernah...

    Net, lo ke laut aj net haahha...

    BalasHapus
  6. gue aj perasaan blom pernah berlabuh disini nih slama berlayar, ken hebaatttt.... lanjutkan!!

    BalasHapus

Posting Komentar

Baca juga...

Gunung Kunci, Benteng Kokoh di Balik Bukit

Menyusui Pasca Operasi Payudara

Kaleidoskop Indonesia 2008

Bahasa "Alay" di Kalangan Remaja

Si Cantik Asli Sumedang