Balada Hidup Bersama


Semenjak tinggal di Jakarta, Lala, sahabatku, tinggal di apartemen. Lokasi apartemennya di Pondok Bambu, kebetulan nggak terlalu jauh dari kantorku. Aku pun sering main ke tempat Lala sepulang kerja kalau lagi males sendirian di kosan. Lalu kami menggalau bersama.

Di apartemen Lala ada 2 kamar tidur. Awalnya aku lebih suka tidur sama Lala sambil pillow talk sebelum bobo. Tapi Lala sukanya tidur pake AC, sedangkan aku paling nggak tahan tidur kedinginan. Kalau mulai kedinginan tidurku ngga tenang lalu suka ngusel-ngusel Lala mencari kehangatan, sampe pernah dia hampir jatuh dari tempat tidur gara-gara aku.

"Perang dingin" itu pun semakin menjadi-jadi. Jam 1 aku yang kedinginan bangun matiin AC. Jam 2 Lala yang kegerahan bangun nyalain AC. Jam 3 aku kedinginan lagi, matiin AC lagi, dan begitu seterusnya. Sampai akhirnya semalam, aku memutuskan pisah ranjang dari Lala. Aku tidur di kamar sebelah tanpa AC, melungker berkemul selimut tebal, sementara Lala bobo cantik di kamarnya dengan AC bersuhu 18 derajat celcius.

Pagi-pagi, kami masak buat bekal dibawa ke kantor. Rencana menu pagi ini adalah tumis sayur warna-warni. Putren, wortel, brokoli, tomat, tumis dengan bawang putih dan saus tiram. Aku biasa menumis dengan sedikit minyak, dan diprotes Lala, "Kok dikit banget Ken minyaknya?" Rupanya dia biasa masak dengan banyak minyak.

Aku biasanya menyukai sayur yang kriuk-kriuk setengah matang. Jadi aku masak sebentar, dengan api kecil dan sedikit air. Tapi di tengah-tengah, Lala menuangkan air dan bilang, "Biar cepet mateng, Ken."

Aku menghela nafas. Sesaat kami berpandangan, lalu ngakak berdua. Ternyata tidak mudah hidup bersama. Begitu banyak perbedaan pendapat yang berpotensi memicu pertengkaran. Lalaaaaa... Padahal kita udah lama kenal, sama-sama cewek pula, masih aja begini. Apa kabar berumah tangga sama suamiii...!

"Ya ampun Keeeenn... Bahkan semalem kita pisah ranjang cuma gara-gara AC!" Iyak, dan lo barusan bikin sayur tumis gue jadi kayak sop! Hahahaha...

Itu baru soal AC dan masakan. Belum lagi hal-hal sepele lainnya seperti nyalain/ matiin lampu kamar mandi, nyetel TV, ngelipet baju, naro sikat gigi, dan sebagainya. Nggak ada yang sampai bikin kami berantem sih, tapi ya jadi mikir aja gimana kalo sama orang lain.

Nggak mudah memang menyatukan dua kepala (atau lebih) di bawah satu atap. Gimana yah rasanya nanti setelah menikah, hidup sama lelaki pula, dengan segala kebiasaan-kebiasaan dan sifat mereka yang pastinya beda banget sama kita perempuan. Bukan sebulan-dua bulan, tapi seumur hidup!

Kuncinya mungkin sederhana, don't sweat small things laaah... Nggak perlu dimasukin pikiran, apalagi dikeselin sampe hati. Kalau ada perbedaan gitu, ketawain aja! Kayak aku sama Lala yang memang simple minded, sesama orang plegmatis, jadinya sama-sama woles tapi sekaligus sama-sama berantakan. Hihihi... 

Mempelajari karakter manusia itu menyenangkan! Seperti main game petualangan. Suka ada kejutan tak terduga. Bikin ketawa atau bikin kesel, itu kan tergantung gimana kita menyikapinya.

Hugs 'n kiss Lala!
 

Komentar

  1. Gue gak protes soal minyak yaaa,, tapi soal tomat. Kenapa tomatnya lo masukin pertama bukan yang terakhir... hahahaha

    BalasHapus
  2. iya bangeeet! don't sweat small things. hahaha
    gue baca tulisan ini sambil ngebayangin beneran ekspresi kalian berdua. haha

    BalasHapus

Posting Komentar

Baca juga...

Gunung Kunci, Benteng Kokoh di Balik Bukit

Menyusui Pasca Operasi Payudara

Kaleidoskop Indonesia 2008

Bahasa "Alay" di Kalangan Remaja

Si Cantik Asli Sumedang