Gunung Kunci, Benteng Kokoh di Balik Bukit


Sumedang, sebuah kota kecil di Jawa Barat yang paling banyak dikenal karena produksi tahunya. Tapi tahu nggak, sebenarnya Sumedang juga memiliki banyak sekali peninggalan sejarah berharga. Jejak-jejak bekas penjajahan Belanda dan masa Kerajaan Sumedang Larang masih tersimpan rapi di sudut-sudut sunyi kota ini.

Berjarak hanya 45 km dari Kota Bandung, Sumedang memiliki sejumlah objek wisata sejarah yang patut Anda kunjungi. Salah satu situs sejarah keren menurutku yang belum banyak dikenal adalah situs Gunung Kunci. Padahal lokasinya hanya 200 meter dari alun-alun Kota Sumedang.

Gunung Kunci adalah sebuah benteng dan goa yang dibangun sebagai tempat persembunyian para tentara Belanda. Gunung Kunci sebenarnya berbentuk bukit kecil saja, bukan gunung. Di bukit yang rimbun tertutup pepohonan itulah sebuah benteng besar dengan banyak lorong dibangun.


Goa ini dibangun oleh tentara Belanda pada tahun 1914, dan selesai pada tahun 1917. Penyelesaian benteng dan goa seluas bukit dalam waktu singkat ini tentu saja karena Belanda memberlakukan sistem kerja paksa terhadap rakyat Sumedang kala itu.

Saking banyaknya lorong dan ruang bawah tanah di benteng Gunung Kunci, sebagian orang mengatakan bahwa benteng ini dibangun terlebih dahulu, baru kemudian ditimbun dengan tumpukan tanah dan ditanami pepohonan. Jadilah “bukit” ini tempat perlindungan dan persembunyian yang sempurna.

Pendapat itu memang belum tentu benar bisa dipercaya, tapi kalau kamu menyaksikan sendiri betapa luas dan banyaknya ruangan dalam goa, mungkin kamu akan berpikiran serupa. Kalaupun goa ini dibangun di bukit yang sudah ada, terbayang bagaimana para pekerja harus menggali dan membuat lorong-lorong panjang menembus sebuah bukit! Sebuah bukti kecanggihan konstruksi di masa lalu.



Gunung Kunci dipenuhi dengan lorong dan bunker yang luasnya mencapai 450 m2. Panjang goa penghubung antar ruangannya hingga 200 m. Banyak ruangan di Gunung Kunci, yang secara keseluruhan dibagi menjadi 3 lantai. Ada ruangan untuk prajurit, perwira, tahanan, dan tentu saja benteng. Semuanya dilapisi beton setebal 1 meter.

Kita bisa masuk ke dalam gua-gua tersebut dan menelusuri lorongnya yang terlihat masih sangat kokoh, walaupun sudah berabad-abad lamanya ia tersembunyi di balik bukit. Kita akan menemukan beberapa ruangan yang dilengkapi dengan meja, tempat duduk, bahkan tempat tidur yang semuanya terbuat dari beton.
Benteng kokoh di Gunung Kunci runtuh juga saat tahun 1942 pemerintahan Hindia Belanda mendapat serangan bertubi-tubi dari tentara Jepang. Salah satu bom Jepang menghantam benteng Gunung Kunci, dan reruntuhannya masih bisa kita saksikan hingga kini.



Letak goa yang tak jauh dari pusat kota membuatnya sangat mudah dicapai dengan kendaraan umum sekalipun. Dari arah Bandung, kita bisa menggunakan bus apa saja yang mengarah ke Sumedang atau Cirebon. Turun sebelum alun-alun Sumedang, lalu jalan kaki ke arah Gunung Kunci. Naik angkutan umum juga bisa, tetapi jaraknya dekat sekali.

Bagi yang membawa kendaraan pribadi tentu lebih mudah. Di depan Gunung Kunci juga tersedia tempat parkir yang teduh dan luas. Masuk ke dalam kawasan Gunung Kunci kita perlu membayar karcis Rp500 saja per orang. Dengan karcis semurah itu, bisa dibayangkan fasilitas yang ada di dalamnya.

Potensi wisatanya yang hingga kini belum tergali maksimal. Pepohonan yang terlalu lebat, sampah dedaunan yang bertumpuk, udara yang sangat lembab, dan fasilitas yang tidak terawat membuat lokasi wisata ini banyak disalahgunakan sebagai tempat “mojok” pasangan muda-mudi. Saya bahkan pernah menemukan kondom bekas di salah satu pojok dalam goa. Iyuuuuhh disgusting!

banyak sampah :(
pepohonannya terlalu lebat tak terawat

Sungguh sayang seribu sayang karena benteng ini tentunya menyimpan nilai sejarah yang tinggi. Selain itu, apabila dirawat dengan baik rindangnya pepohonan pinus serta patung dan taman-taman di sekitar benteng tentu dapat mempercantik pemandangan. Bukit ini juga menjadi habitat berbagai jenis burung, tupai, dan kupu-kupu.

Jika dapat dikelola baik, Benteng Gunung Kunci seharusnya dapat menjadi oase hutan kecil di tengah kota Sumedang. Sambil menikmati alam, sambil mempelajari sejarah. Para mahasiswa di Jatinangor, jangan ke Bandung terus. Sekali-kali beloklah ke Sumedang dan kunjungi obyek-obyek wisata sejarah di sini, termasuk Gunung Kunci yang keren ini. Semoga jika semakin banyak peminat wisata sejarah yang datang ke sana, pemerintah setempat dapat memperbaiki fasilitas sehingga pengunjung bisa semakin nyaman.

berpose dulu sama Wikan

Komentar

  1. Informasi berharga. Mohon izin menjadikannya sebagai referensi...
    Ditunggu kunjungan baliknya ke http://fajarinlander.blogspot.com

    BalasHapus

Posting Komentar

Baca juga...

Hijab, Jilbab, Kerudung, apapun namanya

Wied Harry Apriadji: Puasa itu Mengikuti Kesederhanaan Nabi

DNS Nawala, Pendekar Dunia Maya Indonesia

Menyusui Pasca Operasi Payudara

Teknik Penulisan Berita Langsung dan Berita Khas