Terapi
Aku sering merasa kosong belakangan ini. Memang, hari-hariku selalu dipenuhi berbagai aktivitas, tapi entah mengapa, di dalam rasanya hampa. Rasanya seperti energiku, motivasiku, semangatku yang seperti biasanya itu, disedot habis. Aku merasa seperti orang yang kalah. Karena aku kehilangan energi bahkan sebelum aku mulai.
Aku pengen pulang terus. Pengen ketemu ibu. Pengen di rumah aja. Rasanya seperti itu terus setiap hari. Bener-bener nggak ada gairah untuk melakukan apa yang seharusnya kulakukan. Ke kampus, buka buku, ngetik, kerja, liputan… kukerjakan tapi nggak ada satupun yang sepenuh hati. Hasilnya pun tidak maksimal, tidak seperti biasa.
Aku merasa payah sekali. Karena aku terus berusaha untuk lari dari masalahku, enggan sekali menghadapinya. Sungguh memotivasi diri sendiri itu lebih sulit daripada memotivasi orang lain. Aku merasa minder, aku mau menyerah, aku males, aku bingung, aku capek, kok rasanya semua hal negatif itu mudah mengganggu tiap kali aku baru mau berkonsentrasi.
Aku tidak bisa fokus pada tujuanku saat ini. Aku sudah berusaha menempelkan berbagai kertas warna-warni di kamar, menempelkan jadwal harianku. Jam segini harus bangun, jam segini harus ini, jam segini mulai itu, jam segini udah selesai… dan seterusnya. Reminder nggak berhenti-berhenti bunyi di HP. Reminder belajar TOEFL, reminder baca buku, reminder deadline… itu semua usahaku sendiri untuk mendisiplinkan diri. Tapi tetep aja… seringkali kuabaikan. Atau kalaupun kulakukan, setengah hati.
Ah, padahal biasanya aku orang yang sangat terorganisir loh. Aku sangat nurut sama to do list-ku.
Rasanya kok berat sekali langkah ini untuk maju. Aku berputar-putar terus dalam kebingunganku sendiri, sehingga yang kudapat cuma capek. Aku tidak melangkah ke depan.
Aku belum pernah merasa sebingung ini sebelumnya. Dulu kupikir hidupku akan lurus-lurus aja seperti biasanya, aku akan dapatkan semuanya dengan mudah. Tapi sekarang, aku harus belajar memperjuangkan hidupku sendiri, aku harus mampu beradaptasi dengan dunia yang tengah aku jalani. Aku harus menghilangkan semua energi negatif di dalam diriku.
Tuhan benar-benar mendidik aku untuk lebih dewasa tahun ini. Dengan berbagai caranya, yang terkadang tidak aku mengerti. Tapi ya, untuk bisa mengerti, aku harus melewati ini semua. Dulu aku punya hidup yang sempurna, nyaris tak pernah jatuh, tak pernah harus sungguh-sungguh berjuang untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. Tapi kali ini aku harus belajar berkali-kali bangkit dari keterpurukan. Begitulah Tuhan mendewasakan aku. Ia memang Maha Adil.
Udah lama banget sejak aku terakhir nulis di blog ini. Belakangan memang aku hampir gak punya waktu untuk diri sendiri, untuk merenung. Menulis menjadi salah satu terapi ampuh buatku. Nulis sendiri, curhat sendiri, dan pada akhirnya menyemangati diri sendiri. Aku menulis seringkali untuk menemukan kembali otonomi diri, menemukan apa yang tersembunyi di dalam pikiranku, sekaligus membangkitkan lagi rasa percaya diri.
SEMANGAT ah Ken!
Aku pengen pulang terus. Pengen ketemu ibu. Pengen di rumah aja. Rasanya seperti itu terus setiap hari. Bener-bener nggak ada gairah untuk melakukan apa yang seharusnya kulakukan. Ke kampus, buka buku, ngetik, kerja, liputan… kukerjakan tapi nggak ada satupun yang sepenuh hati. Hasilnya pun tidak maksimal, tidak seperti biasa.
Aku merasa payah sekali. Karena aku terus berusaha untuk lari dari masalahku, enggan sekali menghadapinya. Sungguh memotivasi diri sendiri itu lebih sulit daripada memotivasi orang lain. Aku merasa minder, aku mau menyerah, aku males, aku bingung, aku capek, kok rasanya semua hal negatif itu mudah mengganggu tiap kali aku baru mau berkonsentrasi.
Aku tidak bisa fokus pada tujuanku saat ini. Aku sudah berusaha menempelkan berbagai kertas warna-warni di kamar, menempelkan jadwal harianku. Jam segini harus bangun, jam segini harus ini, jam segini mulai itu, jam segini udah selesai… dan seterusnya. Reminder nggak berhenti-berhenti bunyi di HP. Reminder belajar TOEFL, reminder baca buku, reminder deadline… itu semua usahaku sendiri untuk mendisiplinkan diri. Tapi tetep aja… seringkali kuabaikan. Atau kalaupun kulakukan, setengah hati.
Ah, padahal biasanya aku orang yang sangat terorganisir loh. Aku sangat nurut sama to do list-ku.
Rasanya kok berat sekali langkah ini untuk maju. Aku berputar-putar terus dalam kebingunganku sendiri, sehingga yang kudapat cuma capek. Aku tidak melangkah ke depan.
Aku belum pernah merasa sebingung ini sebelumnya. Dulu kupikir hidupku akan lurus-lurus aja seperti biasanya, aku akan dapatkan semuanya dengan mudah. Tapi sekarang, aku harus belajar memperjuangkan hidupku sendiri, aku harus mampu beradaptasi dengan dunia yang tengah aku jalani. Aku harus menghilangkan semua energi negatif di dalam diriku.
Tuhan benar-benar mendidik aku untuk lebih dewasa tahun ini. Dengan berbagai caranya, yang terkadang tidak aku mengerti. Tapi ya, untuk bisa mengerti, aku harus melewati ini semua. Dulu aku punya hidup yang sempurna, nyaris tak pernah jatuh, tak pernah harus sungguh-sungguh berjuang untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. Tapi kali ini aku harus belajar berkali-kali bangkit dari keterpurukan. Begitulah Tuhan mendewasakan aku. Ia memang Maha Adil.
Udah lama banget sejak aku terakhir nulis di blog ini. Belakangan memang aku hampir gak punya waktu untuk diri sendiri, untuk merenung. Menulis menjadi salah satu terapi ampuh buatku. Nulis sendiri, curhat sendiri, dan pada akhirnya menyemangati diri sendiri. Aku menulis seringkali untuk menemukan kembali otonomi diri, menemukan apa yang tersembunyi di dalam pikiranku, sekaligus membangkitkan lagi rasa percaya diri.
SEMANGAT ah Ken!
Komentar
Posting Komentar