Alhamdulillah, Sah...!
Kalau memang terlihat rumit lupakanlah. Itu jelas bukan cinta sejati kita. Cinta sejati selalu sederhana.
Tere Liye dalam "Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah"
***
Ini tanggal 30 Mei. Baru 6 hari yang lalu aku menikah.
Whaattt..?? Sama siapa? Sejak kapan? Gimana ceritanyaaa?? >> respon sebagian besar orang ketika mendengar pernikahanku :D
Iyah aku juga nggak nyangka.. Semua terjadi begitu saja *loh kesannya* hahaha engga kok ini mah beneran. Intuisi. Hidayah.
So let me tell you about this one lucky guy *ehem* suamiku Abang Rahmat Hidayat. Kami bertemu November lalu, suatu senja di Bakoel Koffie Cikini. Gaya banget gitu ya kesannya kalo ditanya, "Pertama ketemu di mana?" Di Bakoel Koffie.. haseeek.. ala-ala kelas menengah Jakarta banget sih!
Demikianlah sejak pertemuan itu, komunikasi kami semakin intens via whatsapp. Yaa sebenernya kadang cuma iseng-iseng doang sih eh tapi kok asik ya dia orangnya, hehe...
Sampai suatu hari di pertengahan Desember, dia ngajak aku menuju hubungan serius. Aku agak nggak percaya, tapi dia bilang, "Aku minta waktu paling lama setahun untuk proses pengenalan. Kalau selama setahun itu banyak hambatan, banyak capeknya, banyak hal yang memberatkan niat kita, ya sudah berarti kita nggak jodoh. Nggak perlu berlarut-larut. Sebaliknya, kalau ternyata dalam proses itu kita diberi kemudahan, berarti memang jalannya." Hmm... okay. Interesting.
Peganganku adalah QS Ali Imron 190-191. Membaca pertanda semesta. Tanda-tanda yang diberikan Allah di sekitarku. Dan ternyata, semua pertanda itu semakin dekat mengarahkanku ke Abang. Satu per satu kriteria terceklis. Dan kemudahan demi kemudahan pun mengiringi niat kami.
Sampai pada tanggal 31 Maret, Abang datang ke rumah melamarku. Sendirian! Hehe... Dia mengemukakan maksudnya langsung ke Bapakku. Dialognya macem Indonesian Idol.
A: Saya mau melamar Ken.
B: Saya sih gimana Ken-nya aja. Gimana Ken?
K: *gelagepan, kaget* Eh.. Oh.. Oke..
B: Saya OK kalo gitu.
Eaaaaa...
Just like that. Lalu Abang telepon, mengabari keluarganya di Palopo, Sulawesi.
Frequently asked questions: Sejak kapan pacarannya? Well.. kami memang nggak pacaran. Nggak ada dasar hukum/perlindungannya baik dalam hukum agama maupun negara. Malesh. Kok gak bilang-bilang lamaran? Kalo persepsimu lamaran adalah pertemuan dua keluarga besar bawa ono-ini, wah.. nggak ada deh kayak gitu. Keluargaku sudah lama nggak manut tradisi. Tapi kalau dilamar, iya, aku memang sudah dilamar (dikhitbah). Islam tidak pernah menyulitkan kok :)
Kok cepet banget mutusinnya, emang bener udah yakin? Udah dipikir-pikir? Hmm.. jujur aja menurutku ini adalah keputusan menikah yang sangat logis. Karena aku melihat dari kriteria yang terceklis. Cinta? Ah bukankah cinta justru seringkali menumpulkan logika? Jadi ia tak bisa dijadikan landasan pertama. Semakin banyak poin kriteria yang terpenuhi, visi misi yang sama, semakin banyak daerah arsiran, maka cinta semakin mudah tumbuh.
Alhamdulillah, semua urusan dimudahkan hingga kami sampai di hari H, 24 Mei 2014. Aku mengintip dari balik tirai rumah saat Abang menjabat tangan Bapakku dan mengucapkan ijab qabul dalam satu tarikan nafas. Miitsaqan ghaliizha.
"Saya terima nikahnya Ken Andari binti Mamang Isnanda dengan maskawin tersebut, tunai, karena Allah!"
Alhamdulillah, sah...!
Lalu Niko, adikku, menuntunku keluar dan mengantarkan aku ke Abang, suamiku. Ahh... haru banget rasanya.
Terima kasih kawan-kawan yang datang, aku senang bangeeeeett...! Hope you guys enjoy my party! Special thanks to SISESA for my beautiful wedding dress... Simple, syar'i, elegant, banyak yang suka lohh...! Dengan gaun ini aku jadi leluasa bergerak menemui teman-temanku, bersalaman dengan para tamu, senaaangg ^.^ Makasih udah buatin gaun ini spesial untukku. I am wearing Asma dress & Salamah khimar by Sisesa, fresh from IFW 2014 runway :D
And many thanks to Baiq Dewi yang udah membuat pernikahanku berkesan dengan souvenir bibit tanaman yang imut-imut. Ditanam yaa teman-teman.. ingat itu dari aku dan Abang :D Let our love grow <3
Peluk cium buat Powerpuff Girls aku kak Noni dan Desma yang udah mau jauh-jauh dateng ke Tangerang, tengah malam untuk nemenin aku bobo dan memandu acara akad nikahku dengan fresh! I love youuuuuuu... Mmuach! Kalian cantik sekali! Terima kasih buat Bibink, suaminya kak Noni yang udah ngizinin kak Noni nginep, hehe.. Aku nggak ngerasa kehilangan kak Noni walau setelah menikah sama Bibink :D
Nikmat mana yang aku dustakan...? Begitu banyak berkah dan kemudahan yang diberikan Allah buat aku dan Abang, sehingga kami nggak perlu berlama-lama untuk menetapkan hati dan segera memulai babak baru kehidupan. Bismillah Abang, ayok kita lewati semuanya sama-sama!
Tere Liye dalam "Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah"
***
Ini tanggal 30 Mei. Baru 6 hari yang lalu aku menikah.
Whaattt..?? Sama siapa? Sejak kapan? Gimana ceritanyaaa?? >> respon sebagian besar orang ketika mendengar pernikahanku :D
Iyah aku juga nggak nyangka.. Semua terjadi begitu saja *loh kesannya* hahaha engga kok ini mah beneran. Intuisi. Hidayah.
So let me tell you about this one lucky guy *ehem* suamiku Abang Rahmat Hidayat. Kami bertemu November lalu, suatu senja di Bakoel Koffie Cikini. Gaya banget gitu ya kesannya kalo ditanya, "Pertama ketemu di mana?" Di Bakoel Koffie.. haseeek.. ala-ala kelas menengah Jakarta banget sih!
Demikianlah sejak pertemuan itu, komunikasi kami semakin intens via whatsapp. Yaa sebenernya kadang cuma iseng-iseng doang sih eh tapi kok asik ya dia orangnya, hehe...
Sampai suatu hari di pertengahan Desember, dia ngajak aku menuju hubungan serius. Aku agak nggak percaya, tapi dia bilang, "Aku minta waktu paling lama setahun untuk proses pengenalan. Kalau selama setahun itu banyak hambatan, banyak capeknya, banyak hal yang memberatkan niat kita, ya sudah berarti kita nggak jodoh. Nggak perlu berlarut-larut. Sebaliknya, kalau ternyata dalam proses itu kita diberi kemudahan, berarti memang jalannya." Hmm... okay. Interesting.
Peganganku adalah QS Ali Imron 190-191. Membaca pertanda semesta. Tanda-tanda yang diberikan Allah di sekitarku. Dan ternyata, semua pertanda itu semakin dekat mengarahkanku ke Abang. Satu per satu kriteria terceklis. Dan kemudahan demi kemudahan pun mengiringi niat kami.
Sampai pada tanggal 31 Maret, Abang datang ke rumah melamarku. Sendirian! Hehe... Dia mengemukakan maksudnya langsung ke Bapakku. Dialognya macem Indonesian Idol.
A: Saya mau melamar Ken.
B: Saya sih gimana Ken-nya aja. Gimana Ken?
K: *gelagepan, kaget* Eh.. Oh.. Oke..
B: Saya OK kalo gitu.
Eaaaaa...
Just like that. Lalu Abang telepon, mengabari keluarganya di Palopo, Sulawesi.
Frequently asked questions: Sejak kapan pacarannya? Well.. kami memang nggak pacaran. Nggak ada dasar hukum/perlindungannya baik dalam hukum agama maupun negara. Malesh. Kok gak bilang-bilang lamaran? Kalo persepsimu lamaran adalah pertemuan dua keluarga besar bawa ono-ini, wah.. nggak ada deh kayak gitu. Keluargaku sudah lama nggak manut tradisi. Tapi kalau dilamar, iya, aku memang sudah dilamar (dikhitbah). Islam tidak pernah menyulitkan kok :)
Kok cepet banget mutusinnya, emang bener udah yakin? Udah dipikir-pikir? Hmm.. jujur aja menurutku ini adalah keputusan menikah yang sangat logis. Karena aku melihat dari kriteria yang terceklis. Cinta? Ah bukankah cinta justru seringkali menumpulkan logika? Jadi ia tak bisa dijadikan landasan pertama. Semakin banyak poin kriteria yang terpenuhi, visi misi yang sama, semakin banyak daerah arsiran, maka cinta semakin mudah tumbuh.
Alhamdulillah, semua urusan dimudahkan hingga kami sampai di hari H, 24 Mei 2014. Aku mengintip dari balik tirai rumah saat Abang menjabat tangan Bapakku dan mengucapkan ijab qabul dalam satu tarikan nafas. Miitsaqan ghaliizha.
Janji dua orang lelaki |
"Saya terima nikahnya Ken Andari binti Mamang Isnanda dengan maskawin tersebut, tunai, karena Allah!"
Alhamdulillah, sah...!
Lalu Niko, adikku, menuntunku keluar dan mengantarkan aku ke Abang, suamiku. Ahh... haru banget rasanya.
Sumringah banget yaa... |
Terima kasih kawan-kawan yang datang, aku senang bangeeeeett...! Hope you guys enjoy my party! Special thanks to SISESA for my beautiful wedding dress... Simple, syar'i, elegant, banyak yang suka lohh...! Dengan gaun ini aku jadi leluasa bergerak menemui teman-temanku, bersalaman dengan para tamu, senaaangg ^.^ Makasih udah buatin gaun ini spesial untukku. I am wearing Asma dress & Salamah khimar by Sisesa, fresh from IFW 2014 runway :D
Thankyou Sisesa! I love it! |
souvenir bibit tanaman :D |
Peluk cium buat Powerpuff Girls aku kak Noni dan Desma yang udah mau jauh-jauh dateng ke Tangerang, tengah malam untuk nemenin aku bobo dan memandu acara akad nikahku dengan fresh! I love youuuuuuu... Mmuach! Kalian cantik sekali! Terima kasih buat Bibink, suaminya kak Noni yang udah ngizinin kak Noni nginep, hehe.. Aku nggak ngerasa kehilangan kak Noni walau setelah menikah sama Bibink :D
Lovely MCs |
Nikmat mana yang aku dustakan...? Begitu banyak berkah dan kemudahan yang diberikan Allah buat aku dan Abang, sehingga kami nggak perlu berlama-lama untuk menetapkan hati dan segera memulai babak baru kehidupan. Bismillah Abang, ayok kita lewati semuanya sama-sama!
Berkah mmenikah dapat keluarga dan teman-teman baru! |
Selamat ya keeeeeeeen, barokah insyaallah. aammmiiin :)
BalasHapusBarakaallah ken dan keluarga
BalasHapusTerharu...
Suka sama gaun iken :)
Gue gak dapet souvenirnya. Padahal udah nyasar sampe 4 jam lebih! *pundung*
BalasHapus