Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2010

Miranda Risang Ayu – dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran dan Ketua UPT HKI Unpad: “Jangan Sampai Toleran Terhadap Plagiarisme”

Lahir dari keluarga seniman membuat darah seni mengalir deras di tubuhnya. Tulisan dan sajak-sajaknya yang jernih dan menyentuh membuat banyak orang terhanyut. Siapa sangka, pemilik darah seni itu kini menjadi dosen fakultas hukum. Siapa sangka, perangkai kata-kata indah nan melankoli itu ternyata adalah seorang yang amat ceria dalam kesehariannya. Ialah Miranda Risang Ayu, dosen Hak Kekayaan Intelektual di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, sekaligus seorang penulis karya sastra. Apa sebenarnya yang membuatnya tertarik di bidang perlindungan hak kekayaan intelektual? “Saya berasal dari keluarga seniman. Kakek, kedua orang tua saya seniman, perajin perak. Adik-adik saya pun seniman. Karya seni itu ‘kan kekayaan intelektual yang harus dilindungi. Jadi sejak dulu saya memang menaruh perhatian khusus terhadap perlindungan kekayaan intelektual,” tutur wanita kelahiran Bandung, 10 Agustus 1968 ini. Miranda yang kini menjabat sebagai Ketua Unit Pelaksana Teknis Hak Kekayaan Intelektual

Desa Tanjungsari Barat, Subang: Kesan Pertama

Gambar
Matahari pagi masih bersinar malu-malu saat kami keluar kamar dan memulai hari dengan berdoa, semoga perjalanan ke Subang berjalan lancar. Ya, hari itu kami, Nisa Hurin, Chesara Novatiano, Novitasari dan saya sendiri sebagai perwakilan dari peserta KKNM Unpad Desa Tanjungsari Barat, Kecamatan Cikaum, Subang, memang berencana survei lokasi. Empat cewek tangguh ini berangkat dari Jatinangor menuju Subang bermodalkan semangat, nekat, dan sedikit ingatan lokasi dari Google Map. Meski sempat diwarnai insiden pecah ban, perjalanan kami tetap dilanjutkan! Pukul 10 pagi, mobil kami meluncur meninggalkan Jatinangor menuju Rancakalong. Ini adalah salah satu jalan alternatif menuju Subang. Jaraknya kurang lebih 40 kilometer. Awal perjalanan kami masih disuguhi pemandangan indah. Barisan bukit hijau, sungai-sungai jernih, kebun teh, kebun karet, dan tentu saja nanas Subang yang dijual di sepanjang jalan Subang. Nanas Subang memang sudah terkenal, ukurannya besar, berwarna oranye, plus “madu” seba