Postingan

Menampilkan postingan dengan label Wawancara

Wawancara dengan Saiful Munir: Anak Muda Harus Peduli Isu Pangan

Gambar
“Sukses”-nya gelaran Konferensi Tingkat Menteri World Trade Organization (WTO) di Bali pada 3-6 Desember 2013 kemarin tidak bisa kita anggap sebagai angin lalu. Eh, karena dampaknya serius lho, khususnya bagi sektor pertanian dan ketahanan pangan kita. Tenang sodara-sodara, jangan setres dulu. Kita akan bicarakan ini dengan santai. Aku perkenalkan Saiful Munir, cacakku dari Blitar yang sekarang lagi getol mengampanyekan gerakan anak muda peduli pangan, Youth Food Movement. Dengan cara bicara yang santun dan senyum manisnya Cak Munir, obrolan ini pasti akan jadi menyenangkan.  Cak Munir Cak Munir, lama kita nggak ketemu dan konsolidasi hati! Lagi sibuk apa kau sekarang?   Haha… Ken, emang lamanya berapa bulan sii? Aku sekarang sedang bergiat di komunitas/organisasi anak muda yang peduli soal isu pangan. Namanya Youth Food Movement (YFM) Indonesia.   A pa tuh? Kok tumben kau nginggris? Haha..   Menurut temen-temen sih biar populer buat telinga anak-an...

Wied Harry Apriadji: Puasa itu Mengikuti Kesederhanaan Nabi

Gambar
Beberapa waktu yang lalu, aku mewawancarai pakar gizi dan makanan sehat, Wied Harry Apriadji. Ia dulu membawakan acara Harmoni Alam di Trans TV. Aku menyerap banyak ilmu dan kearifan dari beliau, tentang bagaimana menghargai tubuh kita, dengan tidak memasukkan sembarang makanan ke perut. Pak Wied ini termasuk orang yang menjalankan diet food combining , ia juga cenderung vegetarian dan cenderung raw foodist. Beliau ini orang Katolik, namun pada saat kami bertemu, ia sedang puasa. Memang sih, Pak Wied berpuasa untuk detoks tetapi sebagai orang Muslim aku malu juga betapa ia sangat menghargai kearifan yang dicontohkan Nabi Muhammad tentang makanan, sementara aku sendiri masih suka bandel tidak menghiraukan. Menyambut puasa Ramadan, ada baiknya juga menyimak sedikit petikan wawancara kami. Anda menjalankan diet food combining , yang cenderung memilah makanan berdasarkan pola dan waktu kerja sistem pencernaan. Mengapa? Tuhan sudah menciptakan kita begitu sempurna, termas...

Orang-orang Pilihan

Gambar
Para dai pulau bukan orang sembarangan. Mereka adalah lulusan terbaik dari sejumlah pondok pesantren kenamaan di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Medan. Proses seleksinya pun cukup ketat, ada serangkaian tes tertulis dan wawancara intensif. Tentu dibutuhkan keluasan pengetahuan dan kemantapan mental untuk menjadi seorang dai pulau. Karena mereka tidak ditempatkan di sana 1-2 tahun saja, melainkan permanen! Subhanalloh… aku merinding membayangkan betapa istimewanya orang-orang ini. Apakah mereka hidup enak dengan fasilitas terjamin di pulau? Tidak juga. Mereka sama, menyatu dengan penduduk setempat. Rumah Ustadz Waris sama dengan rumah penduduk lain. Rumah panggung dari kayu, berukuran 4 x 5 meter, beratap daun kelapa. Di sana ia tinggal bersama istri dan ketiga anaknya. Dan yang pasti gaji mereka tidak seberapa. Mungkin gajimu lebih besar. Tetapi siang itu Ustadz Waris menjamu kami dengan makanan super mewah. Gonggong (keong), ketam (rajungan), dan aneka ikan laut FRESH ! Subhanalloh… aku n...