Postingan

Menampilkan postingan dengan label Simple things

Mimpi Masa Kecil

Gambar
Suatu hari, di perhentian lampu merah, ada anak-anak kecil mengamen, ibu menggendong bayi yang lusuh mengemis, di bawah terik matahari dan polusi. Pemandangan yang jamak di mana-mana. Tetapi Ali keheranan. Dia bertanya, kenapa mobil-mobil tidak pada kasih uang? Kenapa tidak kita kasih uang kita untuk mereka semuanya? Kita kan masih punya uang lain di ATM? Pikiran Ali tentu saja sangat sederhana. Tetapi bisakah kamu membantuku menjawabnya dengan sederhana juga? Aku ingat, aku juga pernah punya pikiran seperti itu saat duluuuuu sekali aku pertama kalinya naik mobil ke Jakarta melewati jembatan Tomang. Aku ingat betul gambaran besarnya Mall Taman Anggrek di sebelah kiriku, dengan lima susun jembatan yang bagiku saat itu, sangat megah. Di kanan kiriku berbaris mobil yang terjebak kemacetan, tetapi anak-anak gelandangan mencoba berbagai cara untuk mengais receh. Ada yang mengamen, mengelap jendela, atau sekadar meminta-minta. Mereka kumal, kotor, tidak beralas kaki, beda jauh sekali den...

Lika Liku Kulitku

Sejak remaja, aku mengalami berbagai masalah kulit wajah. Jerawat langganan banget, terutama jelang haid tuh pasti mentul-mentul di pipi. Flek hitam bekasnya susah hilang. Kurangnya pengetahuan dan tangan yang gemes menjadikan jerawatku berbekas dan meninggalkan luka parut. Kulitku acne prone, kusam karena berminyak, komedo, dan bekas jerawat silih berganti, aku tak pernah percaya diri bercermin.  Ada lho, masa di mana aku menggunakan make up untuk menutupi kondisi kulitku. Concealer , bahkan foundation dengan coverage mumpuni aku gunakan hampir setiap hari. Ini semasa aku meninggalkan Jatinangor untuk magang di Jakarta. Tetapi, karena kondisi kulitku yang buruk, make up pun tidak tahan lama, istilahnya "blentang-blentong". Kebayang, siang-siang terik berpolusi di Jakarta, aku berkeringat dan kulitku berminyak. Setiap kali wudhu, setiap kali bercermin, aku merasa harus sering-sering touch up. Itu sangat-sangat membuang waktu. Sebenarnya aku ini anak yang tomboy dan anti...

Berkah

Di antara pertanyaan iseng orang-orang dewasa kepada anak kecil, satu yang sering ditanyakan adalah: "Ayahnya kemana? Kerja? Kerja cari apa?" Tau kan biasanya apa jawaban anak? "Kerja nyari duit. Buat beli susu. Buat beli mobil. Dll" Itu hal sepele, iseng, lucu-lucuan aja sih emang. Tapi dengan mengajarkannya jawaban tersebut, tanpa sadar kita sebenernya telah menanamkan bibit-bibit materialisme kepada anak. Kita mengajarkannya untuk menjadikan harta/kebendaan sebagai tujuan hidup. Dan bukan itu tujuan pendidikanku untuk Ali. Maka pertanyaan seperti itu dari orang membuatku berpikir, jawaban apa yang harus kuajarkan untuk Ali. Aku berusaha keras menanamkan nilai keluhuran seperti rasa malu, syukur, sabar, juga konsep-konsep abstrak seperti mubazir, ridho, dan kali ini, berkah. Anak-anak pada usia Ali cenderung mempelajari sesuatu yang konkret, maka memang tidak mudah mengajarkan hal-hal tersebut. Harus diulang-ulang terus supaya terinternalisasi di benaknya. ...

Kacang Ijo

Gambar
Suatu hari aku makan siang sama temen-temen di Warung Sunda. Salah satu sayurnya adalah tumis toge plus oncom. Eh, togenya itu di ujungnya masih ada kulit ijo tipis. Trus aku tiba-tiba teringat, eh iya ya toge kan dulunya kacang ijo kan? Bener gak sih? “Iyalaaah… dulu kan pas SD apa SMP gitu ada praktikumnya, kita naro kacang ijo di kapas basah trus dia tumbuh kecambahnya,” temen-temen pada ngetawain pertanyaanku. Gaktau kayaknya aku lagi ga masuk, sakit, apa emang lagi skip aja. Yang jelas aku nggak ngerasa pernah praktikum ngerendem kacang ijo di kapas basah. Kalo praktikum belah katak hidup-hidup aku pernah. Trus setelah aku berhasil ngebuka organ-organ dalamnya katak itu pun berlompatan dengan organ yang ke mana-mana. Hal terkeji yang pernah kulakukan. Astagfirulloh. Kembali ke soal kacang ijo.  Pertanyaanku itu pun membelokkan pembahasan siang itu jadi tentang kacang ijo. “Jadi toge itu dulunya kacang ijo?” “Eh bukannya ada juga toge dari kacang kede...

Apakah Ibu Bahagia?

Gambar
Pernahkah kamu bertanya langsung pada ibumu, “Bu, apa yang ibu inginkan dariku sekarang?” atau “Apakah ibu bahagia dengan apa yang kulakukan saat ini?” Kalau belum, coba tanya deh. Jawabannya sangat mungkin menguatkan, atau bahkan mengubah caramu memandang hidupmu saat ini. Aku butuh waktu 22 tahun untuk mengesampingkan ego dan bertanya kepada ibu, apa yang ia inginkan dariku. Waktu itu aku masih mahasiswa tingkat akhir yang nyambi kerja sebagai reporter di sebuah biro harian ekonomi ternama. Lagi eneg-enegnya sama skripsi dan lagi seneng-senengnya sama kerjaan. Kerja itu enak, liputan, ketemu banyak orang, dapet uang gaji, dll. Skripsi buat apa? Selembar ijazah? Hmpf. Ibuku sebenarnya mendukung saja aku bekerja. Ia juga tak pernah memberikan target kapan aku harus wisuda. Tapi ibu tetap sering bertanya, skripsinya udah sampe mana? Sampai akhirnya aku memutuskan untuk bertanya langsung padanya. “Ibu seneng nggak, aku kerja sekarang?” “Seneng lah…” “Ibu ...

Memaafkan

Aku masih ingat betul hari itu, saat seseorang yang sangat kupercayai selama bertahun-tahun menyakiti hatiku. Aku masuk kamar, tidak makan, tidak minum, berselimut amarah yang membuat suhu badanku jadi naik drastis. Emosiku menggelegak, bisa-bisanya aku diperlakukan seperti ini. Lalu ibu datang mengetuk kamar. Mengelus rambutku dan bertanya, “Kamu kenapa...” Aku bercerita patah-patah diiringi sesenggukan tangis dan nafas yang tersengal menahan kekesalan. Tapi bahkan saat ceritaku belum selesai, Ibu bilang dengan lembut, “Ya sudah, maafkan saja...” Apa??! Aku tambah kesal. Mana bisa aku maafin dia bu??! Ibu dengerin dulu deh ceritaku sampai selesai! “Buat apa? Nanti malah tambah kesel diceritain. Maafin saja, maafin... Kalau bisa tetap didoakan.” Aku tidak langsung bisa memahami itu. Dendam masih berkecamuk. Tetapi betul memang, mendendam itu seperti memegang bara api. Dirimu sendiri-lah yang nantinya akan terbakar. Berat badanku anjlok, jerawatan, sering tiba...

Apa Ayat Favoritmu?

Gambar
Orang-orang sering bertanya, Apa lagu favoritmu? Penyanyi favoritmu? Apa buku favoritmu? Apa makanan favoritmu? Kali ini aku mau bertanya, apa ayat favoritmu? Al-Qur'an diturunkan sebagai pedoman, petunjuk, dan pengingat. Di antara ribuan kalam Tuhan nan indah itu, mana yang jadi favoritmu? Yang paling suka kau baca, yang paling bermakna buatmu, yang sering membuatmu terhenyak saat mendengarnya? Buatku, QS Ali Imron ayat 190-191 adalah favoritku. “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. * (yaitu) Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.”  Apapun pertanyaanku tentang kehidupan, Tuhan, dan Islam, ayat ini seolah menamparku lagi...

Doa

Gambar
Begitu banyak permasalahan yang ada di dunia ini. Ketidakadilan, kemiskinan, kecurangan... hal-hal yang selalu membuatku sedih dan gelisah saat memikirkannya. Kau tahu, perasaanmu saat melihat kakek-kakek renta yang masih menarik gerobak sampah? Saat melihat ibu penjual telor ayam kampung? Atau saat melihat anak-anak seusia adikmu bertelanjang kaki di jalanan sambil ngelem? Teriris-iris dan sakit sekali. Terlebih saat tidak banyak hal yang bisa kau lakukan untuk menolong mereka, padahal kau sendiri hidup nyaman dan bahagia tanpa kekurangan suatu apapun. Lalu kau bertanya-tanya apa yang bisa kau lakukan untuk membuat perubahan. Kali ini aku ingin berbagi cerita. Belakangan, aku menemukan ketenangan lewat sebuah hal yang paling sederhana: berdoa. Hal yang bisa dilakukan kapan saja, oleh siapa saja. Buatku, itu menghadirkan suatu ketenangan. Aku berdoa kepada Tuhan untuk hal-hal yang kulihat setiap hari. Misalnya, saat aku melihat seorang kakek yang bekerja keras menyapu jalanan, dengan k...

Donor Darah

Gambar
Akhir Oktober seperti ini, orang-orang Barat sedang heboh merayakan pesta Halloween, yang identik dengan segala yang seram-seram, hantu, labu nyengir, dan kostum-kostum aneh. Saya punya kegiatan lain di masa Halloween ini. Daripada berseram-seram pake make up berdarah-darah, lebih baik donor darah. *maksa Ini pengalaman pertama kali bagi saya mendonorkan darah. Udah kepingin sejak lama, tapi waktunya selalu ga tepat. Entah di saat saya lagi menstruasi, lagi puasa, abis minum obat, dan sebagainya. Baru kali ini ada kesempatan, Alhamdulillah. Usai makan siang dan solat zuhur, saya bersama tiga orang kawan langsung menuju GOR Pakuan, tempat acara donor darah berlangsung. Acara donor darah kali ini merupakan inisiatif dari mahasiswa Fakultas Geologi Unpad kerjasama dengan Corporate Social Responsibility Cipaganti dan Palang Merah Indonesia. Wow, lumayan banyak juga yang datang. Senengnya lihat antusiasme mahasiswa untuk mendonorkan darah, sebuah kegiatan yang pastinya sangat bermanfaat! Ak...

Tulisan Tangan

Gambar
Teknologi memang diciptakan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Namun tetap saja, dalam hubungan interaksi antar manusia, banyak hal yang tak bisa tergantikan, bahkan oleh teknologi paling modern sekalipun. Contohnya, meski saat ini berkomunikasi semakin mudah menggunakan berbagai perangkat seperti telepon, SMS, chat, instant messenger, bahkan video chatting, tetap saja, semua tak bisa menggantikan peran komunikasi tetap muka. Meski sekarang kau bisa punya ribuan teman maya di facebook atau jutaan followers di twitter, tetap tak ada yang akan bisa menggantikan sepuluh sahabatmu. Dan meski sekarang sudah ada berbagai perangkat teknologi untuk mengirim pesan singkat, mengetik lebih cepat, serta berbagai font tipografi, buat saya, tetap tak ada yang bisa menggantikan tulisan tangan.  Ya, tulisan tangan. Hampir setiap hari orang menulis dengan tangan. Dan tulisan tangan itu seperti sidik jari, tak ada tulisan orang yang sama persis. Bahkan kita bisa membaca karakter dan sifat ses...