Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2008

Taryana, Pengusaha Ubi Cilembu: Termotivasi Karena Ditertawakan Teman SMP

Gambar
Sore itu, Sabtu 29 November 2008, saya, Ken Andari, mahasiswa Jurusan Jurnalistik Fikom Unpad berkesempatan untuk mewawancarai seorang pengusaha ubi Cilembu, Taryana (33). Pukul 16.30 WIB saya tiba di kediamannya di Desa Cilembu, 5 kilometer dari Jalan Raya Tanjungsari. Di tengah dinginnya udara Desa Cilembu karena hujan yang lebat sore itu, saya mendapat sambutan hangat dari ayah tiga anak ini. Setelah dipersilakan masuk, saya disuguhi segelas air minum dan sepiring ubi bakar. Ia menyiapkan dan mengantarnya sendiri, bukan oleh istri atau pembantunya. Begitulah sosok Taryana dalam kesehariannya, hangat, periang, dan rendah hati. Meskipun sudah berhasil mengekspor ubi Cilembu sampai ke Jepang, lelaki yang merintis karirnya dari nol ini mengaku dirinya belum sukses dan masih perlu banyak belajar. Perjalanan karirnya penuh cerita pahit. Pria yang mengaku termotivasi gara-gara ditertawakan teman-teman SMP ini mengungkapkan banyak hambatan yang dihadapinya sebagai seorang pengusaha kecil, y

Apresiasi Buku “Pelik-Pelik Bahasa Indonesia” karya J.S. Badudu

Jusuf Syarif Badudu merupakan pakar bahasa yang banyak memberikan kontribusinya terhadap pembinaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar di negeri ini. Badudu menilai bahwa kekacauan berbahasa Indonesia mencerminkan kekacauan kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Kondisi ini tidak lepas dari kenyataan bahwa pengajaran bahasa Indonesia di sekolah umumnya masih berkutat pada aspek pengetahuan bahasa, tanpa mengarahkan siswa untuk terampil berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Menurut Badudu, seperti dikutip dari situs Melayu Online, setidaknya ada tiga faktor yang membuat pemakai bahasa tidak dapat menggu¬nakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Pertama, perhatian orang yang sangat kurang terhadap bahasa Indonesia. Hampir semua orang menganggap remeh bahasa Indonesia, dan menganggap bahwa bahasa ini mudah sehingga tidak perlu dipelajari lagi, dan karena itu tidak perlu diperhatikan. Kedua, pengaruh bahasa daerah dan dialek bahasa Indonesia setempat juga menimbulkan adan

Mengenal Dunia Wawancara

Kegiatan jurnalistik sebetulnya bermula dari kebutuhan dan naluri kita sebagai manusia, yaitu naluri ingin tahu dan naluri ingin memberitahukan. Dalam perkembangannya, kedua naluri ini disahkan menjadi hak asasi manusia (HAM) yang diakui secara universal. Kedua hak ini dikenal sebagai right to know and right to inform. Pada tahun 1948 PBB sepakat memproklamasikan kedua hak tersebut dalam pasal 19 Deklarasi Universal Hak-hak Manusia. Di dalamnya dinyatakan bahwa setiap orang: berhak berpendapat, bebas mengeluarkan/menyatakan pendapat, bebas memiliki pendapat tanpa campur tangan orang lain, serta bebas mencari, menerima, menyampaikan informasi dan pendapat dengan cara apapun, tanpa memandang batas-batas. Selain diakui secara internasional, right to know and right to inform juga diatur dalam pasal 4 ayat 3 UU no. 40/1999 tentang pers. Dalam pasal 28F dinyatakan bahwa untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memeroleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.

Teknik Penulisan Berita Langsung dan Berita Khas

I. Berita Langsung Menurut AS Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia, straight news adalah laporan langsung mengenai suatu peristiwa. Biasanya, berita jenis ini ditulis dengan unsur-unsur yang dimulai dari what, who, when, where, why, dan how (5W+1H). Sedangkan berita khas disebutnya sebagai feature story. Dalam feature, penulis mencari fakta untuk menarik perhatian pembacanya, sebagai menu penunjang media massa. Berita langsung mengejar aktualitas dan kepentingan, sedangkan feature mementingkan segi menarik atau tidaknya suatu tulisan. Oleh karena itu, berita langsung harus menggunakan struktur piramida terbalik, di mana fakta-fakta disusun berdasarkan tingkat kepentingannya. Demikian pembahasan mengenai straight news dalam buku Jurnalistik Indonesia yang entah mengapa jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan pembahasan mengenai feature. Asep Syamsul M. Romli dalam buku Jurnalistik Terapan mendefinisikan berita langsung sebagai laporan peristiwa yang ditulis secara si