ASI-ku kok nggak keluar?

"Usia kehamilanku sudah 38 minggu, tapi kok ASI-ku belum keluar ya? Nanti kalo setelah melahirkan ASI-ku nggak keluar gimana?"

Kekhawatiran seperti ini banyak sekali melandan para calon ibu atau ibu yang baru melahirkan. Kekhawatiran ini sebagian besar tidak berdasar, malah bisa memicu stres yang menghambat produksi ASI.

Banyak ibu baru melahirkan yang saking cemas takut tidak bisa memberikan ASI untuk anaknya, berusaha melihat ASI-nya keluar atau tidak dgn cara memencet, memompa, yang mana pada 1-3 hari pasca melahirkan ASI yang diproduksi adalah kolostrum, yg sangaaat sedikit jumlahnya. Setetes dua tetes. Akhirnya pada stres, mungkin juga terintimidasi dengan postingan foto kulkas penuh ASI perah milik emak2 lain (yang tentu saja bayinya sudah lebih gede).

Hasilnya apa? Pada stres karena "ASI-ku gak keluar" atau "Keluarnya dikit" lalu "Anakku gak kenyang, nangis terus". Akhirnya dikasih susu formula deh.

Biarpun sangat sedikit dan berwarna kekuningan, kolostrum pada hari2 pertama ini adalah cairan yang sangat berharga, padat zat gizi dan antibodi yang dibutuhkan bayi baru lahir. Bayi baru lahir nangis terus, bukan karena dia gak kenyang atau ASI-nya kurang. Wong lambung dia aja masih seukuran kelereng kok. Dia nangis karena emang dia bisanya cuma nangis, kalau dia tiba2 ngomong kamu kaget donk!

"Mamah popokku basah, aku ipis"
"Mamah aku mules mo eek"
"Mamah aku kekenyangan mo sendawa"
"Mamah AC-nya dingin banget"
"Mamah aku gerah banget"
"Mamah orang2 kok berisik aku kan mau bobo"
"Mamah udelku gatel kayaknya puserku mau puput"

Dan banyak kemungkinan lainnya yang bisa diterjemahkan dari tangisan bayi yang cuma oek oek itu.

Aku sendiri baru melihat tetesan kolostrum sehari sebelum persalinan. Banyak ibu yang ASI-nya tidak pernah menetes keluar dari payudara bahkan hingga si bayi lahir, tapi ASI-nya tentu saja ada. Setelah lahiran pun, aku nggak (mau) tau ASI-ku keluar apa enggak, pokoknya ta nenin aja si Ali, yg penting mulutnya disumpel, dia ngenyot.

Kalo ditanya orang "ASI-nya keluar?" Alhamdulillah keluar buuu.. Sampe udah disiapin sufor sama bidan "Kalau ASI-nya gak keluar minum ini aja dulu ya," Engga kok bu bidan, ASI-ku banyak! Padahal gatau, hahahaha.. Yakin aja dlm hati, Allah sudah mengatur. Masa iya sih anakku sudah ngenyot sampe kempot ASI-nya ngga keluar... Kkekekee... Tapi tentu saja sambil diperhatikan frekuensi pup n pipnya, kalau sering berarti ASI-nya cukup. Kalau nangisnya kenceng atau sering, berarti dia punya tenaga. That's it.

Pada ibu baru melahirkan, cara tau apakah kita produksi ASI dan apakah bayi cukup ASI BUKAN dgn cara dipencet/dipompa/dikeluarin paksa ASI-nya. Sumpel aja udah ke mulut bayinya, en yakin.

Lebih tepatnya, percaya dan mempercayakan kepada Allah, bahwa Allah sudah mendesain tubuh kita sedemikian hebat, sepaket lengkap rahim, payudara, dan ASI saat Dia memberikan tugas mulia kepada kita untuk menjadi seorang ibu.

Seringkali kita percaya akan adanya Allah, namun belum sepenuhnya bisa mempercayakan hidup kita kepadaNya. Itu adalah dua hal yang  berbeda. Dengan mempercayakan segala sesuatu kepada Allah, hati dan pikiran akan tenang, segala cemas hilang, ASI pun mengalir lancar.

Trust your body. And most of all, trust Allah. Semangat ngASI!

Komentar

Baca juga...

Bahasa "Alay" di Kalangan Remaja

Gunung Kunci, Benteng Kokoh di Balik Bukit

Menyusui Pasca Operasi Payudara

Taryana, Pengusaha Ubi Cilembu: Termotivasi Karena Ditertawakan Teman SMP

Si Cantik Asli Sumedang