Si Laba-Laba Kuning dan Sarangnya
Ada seekor laba-laba kuning besar bersarang di dahan pohon mangga depan kamarku. Ia mulai memintal benang dan membuat sarangnya sejak seminggu yang lalu. Awalnya, ibu yang suka bersih-bersih di kosanku memutus benang pintalan si laba-laba, sehingga sarangnya yang setengah jadi itu hancur. Aku kasihan melihatnya. Padahal ia sudah buat dari hari sebelumnya. Rupanya si laba-laba tidak putus asa. Keesokan hari, ia memintal lagi benangnya yang berwarna kuning keemasan. Matching sekali dengan warna tubuhnya. Pagi-pagi sekali ia sudah mulai memintal. “Sebelum si ibu datang,” begitu mungkin ia pikir. Ia melompat dari satu dahan dan daun, mengaitkan benang keemasan yang tipis namun kuat itu, sampai membentuk segi delapan yang tidak teratur. Lalu ia mengaitkan tiap sudutnya hingga berbentuk mirip jaring. Pelan-pelan ia menjalin benang-benang tipis itu. Sepertinya ia mau membuat rumah yang luas. Tak lama kemudian, si ibu yang bersih-bersih di kosanku itu datang. Ia mau memutus lagi benang rumah s