Postingan

Menampilkan postingan dari 2008

Kaleidoskop Indonesia 2008

Tahun 2008 adalah tahun hitam putih bagi Indonesia. Banyak sekali peristiwa yang menyakitkan, keadaan yang menyulitkan, dan kebijakan yang sarat kepentingan. Namun tak jarang pula kita dihembus segarnya angin demokrasi dan keadilan. Semua datang bertubi-tubi, hingga kita, rakyat Indonesia menjadi kebas, mati rasa. Tak tahu kapan harus bergembira, kapan harus menangis. Sebab terkadang bahagia dan nestapa datang pada saat yang sama. Bingung mana yang harus diraba. Contohnya, pada awal 2008 mantan presiden Soeharto meninggal dunia. Sebagian merasa sedih, kehilangan sosok yang dijuluki The Smiling General itu. Mereka berbondong-bondong mengantarnya ke tempat peristirahatan terakhir karena teringat jasa Pak Harto selama 30 tahun memerintah. Namun sebagian lagi ‘memampus-mampusi’ kematian Bapak Pembangunan itu. “Apa yang telah ia lakukan selama 30 tahun itu yang menyebabkan terpuruknya kita saat ini!” teriak mereka di media-media massa. Kelompok yang pertama merelakan kasus korupsi besar-bes

Jurnalistik, Sebuah Pilihan

Gambar
Saya suka menulis. Dengan menulis, saya merasa bisa semakin mengenal diri saya, punya waktu untuk berbicara dengan diri saya sendiri. Kadang lewat menulis saya menemukan sesuatu yang sebelumnya jauh terkubur dalam benak saya. Maka saya sengaja memilih jurusan jurnalistik. Bila ditanya mengapa, sejujurnya saya tak punya jawaban yang tepat selain hanya karena mengikuti kata hati (Menurut saya itulah jawaban paling tepat. Adakah alasan lain?) Bukan semata karena saya ingin jadi wartawan. Wartawan itu kan profesinya. Saya tertarik justru kepada nilai-nilai yang diajarkan dalam dunia jurnalistik. Kedisiplinan, keberanian, kesetaraan, kepedulian, keingintahuan yang besar, dan banyak lagi. Ya, nilai-nilai dalam jurnalistiklah yang sesungguhnya menarik saya ke dalam jurusan ini (baru kali ini saya bisa merumuskannya dalam kata-kata). Saat itu, saya memberikan pilihan sepenuhnya kepada diri saya sendiri. Orang tua juga membebaskan saya, tapi harus bertanggung jawab. ”Kamu kan sudah dewasa, suda

Penulisan Berita Langsung dan Khas

Berita Langsung Menurut AS Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia, straight news adalah laporan langsung mengenai suatu peristiwa. Biasanya, berita jenis ini ditulis dengan unsur-unsur yang dimulai dari what, who, when, where, why, dan how (5W+1H). Sedangkan berita khas disebutnya sebagai feature story. Dalam feature, penulis mencari fakta untuk menarik perhatian pembacanya, sebagai menu penunjang media massa. Berita langsung mengejar aktualitas dan kepentingan, sedangkan feature mementingkan segi menarik atau tidaknya suatu tulisan. Oleh karena itu, berita langsung harus menggunakan struktur piramida terbalik, di mana fakta-fakta disusun berdasarkan tingkat kepentingannya. Demikian pembahasan mengenai straight news dalam buku Jurnalistik Indonesia yang entah mengapa jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan pembahasan mengenai feature. Asep Syamsul M. Romli dalam buku Jurnalistik Terapan mendefinisikan berita langsung sebagai laporan peristiwa yang ditulis secara sing

Mengenal Wawancara dalam Konteks Jurnalisme

Kegiatan jurnalistik sebetulnya bermula dari kebutuhan dan naluri kita sebagai manusia, yaitu naluri ingin tahu dan naluri ingin memberitahukan. Dalam perkembangannya, kedua naluri ini disahkan menjadi hak asasi manusia (HAM) yang diakui secara universal. Kedua hak ini dikenal sebagai right to know and right to inform. Pada tahun 1948 PBB sepakat memproklamasikan kedua hak tersebut dalam pasal 19 Deklarasi Universal Hak-hak Manusia. Di dalamnya dinyatakan bahwa setiap orang: berhak berpendapat, bebas mengeluarkan/menyatakan pendapat, bebas memiliki pendapat tanpa campur tangan orang lain, serta bebas mencari, menerima, menyampaikan informasi dan pendapat dengan cara apapun, tanpa memandang batas-batas. Selain diakui secara internasional, right to know and right to inform juga diatur dalam pasal 4 ayat 3 UU no. 40/1999 tentang pers. Dalam pasal 28F dinyatakan bahwa untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memeroleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.

Taryana, Pengusaha Ubi Cilembu: Termotivasi Karena Ditertawakan Teman SMP

Gambar
Sore itu, Sabtu 29 November 2008, saya, Ken Andari, mahasiswa Jurusan Jurnalistik Fikom Unpad berkesempatan untuk mewawancarai seorang pengusaha ubi Cilembu, Taryana (33). Pukul 16.30 WIB saya tiba di kediamannya di Desa Cilembu, 5 kilometer dari Jalan Raya Tanjungsari. Di tengah dinginnya udara Desa Cilembu karena hujan yang lebat sore itu, saya mendapat sambutan hangat dari ayah tiga anak ini. Setelah dipersilakan masuk, saya disuguhi segelas air minum dan sepiring ubi bakar. Ia menyiapkan dan mengantarnya sendiri, bukan oleh istri atau pembantunya. Begitulah sosok Taryana dalam kesehariannya, hangat, periang, dan rendah hati. Meskipun sudah berhasil mengekspor ubi Cilembu sampai ke Jepang, lelaki yang merintis karirnya dari nol ini mengaku dirinya belum sukses dan masih perlu banyak belajar. Perjalanan karirnya penuh cerita pahit. Pria yang mengaku termotivasi gara-gara ditertawakan teman-teman SMP ini mengungkapkan banyak hambatan yang dihadapinya sebagai seorang pengusaha kecil, y

Apresiasi Buku “Pelik-Pelik Bahasa Indonesia” karya J.S. Badudu

Jusuf Syarif Badudu merupakan pakar bahasa yang banyak memberikan kontribusinya terhadap pembinaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar di negeri ini. Badudu menilai bahwa kekacauan berbahasa Indonesia mencerminkan kekacauan kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Kondisi ini tidak lepas dari kenyataan bahwa pengajaran bahasa Indonesia di sekolah umumnya masih berkutat pada aspek pengetahuan bahasa, tanpa mengarahkan siswa untuk terampil berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Menurut Badudu, seperti dikutip dari situs Melayu Online, setidaknya ada tiga faktor yang membuat pemakai bahasa tidak dapat menggu¬nakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Pertama, perhatian orang yang sangat kurang terhadap bahasa Indonesia. Hampir semua orang menganggap remeh bahasa Indonesia, dan menganggap bahwa bahasa ini mudah sehingga tidak perlu dipelajari lagi, dan karena itu tidak perlu diperhatikan. Kedua, pengaruh bahasa daerah dan dialek bahasa Indonesia setempat juga menimbulkan adan

Mengenal Dunia Wawancara

Kegiatan jurnalistik sebetulnya bermula dari kebutuhan dan naluri kita sebagai manusia, yaitu naluri ingin tahu dan naluri ingin memberitahukan. Dalam perkembangannya, kedua naluri ini disahkan menjadi hak asasi manusia (HAM) yang diakui secara universal. Kedua hak ini dikenal sebagai right to know and right to inform. Pada tahun 1948 PBB sepakat memproklamasikan kedua hak tersebut dalam pasal 19 Deklarasi Universal Hak-hak Manusia. Di dalamnya dinyatakan bahwa setiap orang: berhak berpendapat, bebas mengeluarkan/menyatakan pendapat, bebas memiliki pendapat tanpa campur tangan orang lain, serta bebas mencari, menerima, menyampaikan informasi dan pendapat dengan cara apapun, tanpa memandang batas-batas. Selain diakui secara internasional, right to know and right to inform juga diatur dalam pasal 4 ayat 3 UU no. 40/1999 tentang pers. Dalam pasal 28F dinyatakan bahwa untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memeroleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.

Teknik Penulisan Berita Langsung dan Berita Khas

I. Berita Langsung Menurut AS Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia, straight news adalah laporan langsung mengenai suatu peristiwa. Biasanya, berita jenis ini ditulis dengan unsur-unsur yang dimulai dari what, who, when, where, why, dan how (5W+1H). Sedangkan berita khas disebutnya sebagai feature story. Dalam feature, penulis mencari fakta untuk menarik perhatian pembacanya, sebagai menu penunjang media massa. Berita langsung mengejar aktualitas dan kepentingan, sedangkan feature mementingkan segi menarik atau tidaknya suatu tulisan. Oleh karena itu, berita langsung harus menggunakan struktur piramida terbalik, di mana fakta-fakta disusun berdasarkan tingkat kepentingannya. Demikian pembahasan mengenai straight news dalam buku Jurnalistik Indonesia yang entah mengapa jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan pembahasan mengenai feature. Asep Syamsul M. Romli dalam buku Jurnalistik Terapan mendefinisikan berita langsung sebagai laporan peristiwa yang ditulis secara si

You C 1000

Seorang teman pernah bercerita tentang kejadian lucu yang ia alami gara-gara masalah pelafalan “You C 1000”. Suatu hari, ia sedang berada di rumahnya di Cimahi, dan ia ingin membeli minuman vitamin C, You C 1000. Ia pun pergi ke warung dekat rumahnya. Sesampainya di warung, ia berkata kepada si ibu penjaga warung, “Ibu punten, mau beli You C 1000 (baca: yu si wan tauzen), ada nggak?” Lalu sang ibu berkata, “Mangga Neng, sok ningali tah di handap,” ujarnya sambil menunjuk ke etalase tempat bedak dan berbagai alat kosmetik dagangannya dipajang. Teman saya heran, ia melihat ke etalase, tapi tentu saja minuman yang ia maksud tak ada di antara produk-produk kosmetik itu. “Nggak ada Bu…” ujarnya. Ibu itu lalu bertanya lagi, “Naon sih Neng?”, “You C 1000 Bu, botol koneng, alit, biasana mah dina kolkas eta Bu…” ujarnya sambil menunjuk sebuah lemari es tempat berbagai merk minuman dingin diletakkan. Ibu penjaga warung itu berpikir sebentar, lalu ia seperti baru menyadari sesuatu dan berseru, “

Sop Paniki

Gambar
Enam tahun yang lalu, saya dan keluarga berwisata ke Manado, Sulawesi Utara. Bukan hanya berwisata ke tempat-tempat indah seperti Danau Tondano dan Taman Laut Bunaken, kami juga gemar berwisata kuliner. Kami mencoba berbagai makanan khas Manado seperti bubur Manado, ikan cakalang, dodol gula aren, dan banyak lagi makanan yang belum pernah kami coba sebelumnya. Hingga suatu hari kami melihat sebuah warung makan yang tidak terlalu besar namun sangat ramai pengunjungnya. Di depannya tertulis huruf besar-besar: “SEDIA SOP PANIKI”. Dan memang ternyata menu favorit disana adalah “Sop Paniki” tersebut. Dalam pikiran kami, jika pengunjungnya ramai, makanan disana pasti harganya terjangkau dan enak, khususnya “Sop Paniki” tadi, si menu favorit. Wah, kami semakin penasaran saja, seperti apa ya kira-kira “Sop Paniki” ini? Dari luar, sudah tercium harum masakan yang menggoda selera, seperti aroma daging asap yang lezat. Karena penasaran, kami pun memutuskan untuk makan di warung ini. Kami baru ak

Si Cantik Asli Sumedang

Gambar
Jatinangor, sebuah kota kecil di perbatasan Bandung-Sumedang yang kini mulai tumbuh menjadi sebuah “Kota Baru”. Dengan dibangunnya beberapa institusi perguruan tinggi di kota ini, banyak mahasiswa pendatang yang secara tidak langsung telah membawa arus modernisasi dari dari daerah asal mereka masing-masing. Namun siapa sangka di tengah arus modernisasi yang begitu keras menerpa Jatinangor, ternyata masih ada sekeping mitos rakyat yang masih sangat populer bagi penduduknya. Siapa tak kenal Gunung Geulis? Gunung yang satu ini memang bisa dibilang trademark-nya kota Jatinangor. Memasuki Kecamatan Jatinangor, kita sudah disambut dengan hijaunya Gunung Geulis yang menjulang. Gunung ini memang merupakan puncak tertinggi di Kecamatan Jatinangor, yakni setinggi 1.281 m di atas permukaan laut, sehingga tak heran jika banyak mahasiswa yang kos di Jatinangor tertantang untuk mendakinya. Konon, di puncak Gunung Geulis terdapat sebuah makam seorang wanita bernama Putri Geulis, yang konon merupakan

Aku, Kuburan, dan Kematian

Agustus lalu, waktu liburan semester yang panjang, saya dikasih kesempatan sama Allah untuk menghabiskan sisa liburan di Jawa Timur. Saya punya banyak saudara di sana. Ada yang di Surabaya, Sidoarjo, Malang, dan Lawang. Saya juga menyempetkan ziarah ke makam Mbahkung, ayah bapak saya. Makamnya di Bangil. Duh, sudah lama sekali saya nggak datang ke sana. Kalau tidak salah sudah 6 tahun lamanya saya nggak ziarah ke makam Mbahkung ini. Lewat cerita-cerita Bapak dan Mbah, saya ngerasa udah kenal beliau. Pasti beliau orang hebat, karena beliaulah yang mendidik Bapak saya yang sekarang saya tahu, he has a great personality. Begitu sampai di makam, saya sedih menyaksikan makam Mbahkung dipenuhi sampah dan rumput-rumput liar, hampir menutupi nisannya. Kotor sekali. Berarti memang sudah lama tak ada yang ziarah ke sini. Setelah selesai dibersihkan, kami bersimpuh dan melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an sembari berdoa, semoga Allah meringankan siksa kuburnya. Dalam hati, saya mengucap salam u