Sehat ala Mbah
Sampai menjelang usianya yang ke-92 tahun, Mbahku sangat sehat. Masih bisa diajak naik mobil ke Pandeglang, naik pesawat ke Surabaya dan Malang. Sehari-hari, Mbah masih memasak. Mbah tidak pikun, tidak ompong, penglihatannya pun masih bagus, bahkan masih bisa jahit sedikit-sedikit. Sampai Ramadan terakhir kemarin, Mbah selalu puasa full sebulan. Kadang ikut tarawih dan tadarrus.
Banyak orang kagum dengan sehatnya Mbah. Tak banyak orang seusianya yang masih terlihat sesegar Mbah. Aura cantiknya pun masih memancar.
Sungguh nikmat sehat adalah nikmat yang tak terhingga, apalagi di usia Mbah yang hampir seabad. Mbah menyadari betul hal itu. Beliau sering bilang, "Mbah ini sudah dapat bonus banyak dari Allah." Maka menurut Mbah, cara terbaik mensyukuri nikmat sehat adalah dengan menjaganya.
Berikut beberapa tips hidup sehat, umur panjang ala Mbah :)
1. Tidak makan yang "terlalu enak"
Mbah selalu sederhana dalam urusan makan. Apa sih menurut Mbah, yang "terlalu enak" itu?
"Daging, kan enak. Terus pake santan, yo tambah enak. Gula, kan enak. Tambah coklat, telor, kacang, mentega, yo tambah enak banget. Makanan itu kalau terlalu enak jadi nggak baik," katanya. "Wis cukup aku mangan sing enak-enak. Saiki putuku ae mangan sing enak."
Menu makan Mbah sehari-hari sederhana saja. Tempe, itu mesti ada. Sayuran. Kadang ikan kalau lagi kepingin. Nasi putih, seringkali nasi kemaren atau nasi dingin (sego wadang). Katanya, biar perutnya kuat. Camilan Mbah, paling singkong rebus, pisang rebus, salak, duku, roti polos dan biskuit asin. Kami hapal sekali favoritnya.
Intinya adalah, mengendalikan hawa nafsu. Dalam hal makan, kita lebih sering menuruti keinginan daripada kebutuhan. Makan sederhana seperti Mbah saja sebetulnya cukup, tapi kita kerap menginginkan lebih.
2. Membatasi asupan gula
"Mangan iku gak usah sing legi. Gurih banget yo gak usah, biasa ae. Kalau sik nom (masih muda) ya gak papa lah. Tapi kalau bisa, mangan opo ae gak popo, minumnya ojo sing legi. Banyu putih, teh tawar, ojo sing legi."
Malah kata Mbah, yang pahit itu yang bagus. Mbah suka minum jamu kunyit, lengkap dengan "paitan"-nya.
Sangat banyak manfaat mengontrol asupan gula. Berat badan terkontrol, kulit lebih bersinar dan tidak mudah berjerawat, kesehatan gigi pun terjaga. Hal-hal tersebut bisa kita lihat dari segarnya senyum Mbah.
3. Minum air hangat
Mbah selalu lebih memilih minum air hangat, ketimbang air biasa atau air dingin. Terutama ketika bangun tidur, malam hari menjelang tidur, dan ketika beliau sedang batuk. Makanya di rumah, kami selalu sedia air panas di termos untuk minum Mbah.
Air hangat bermanfaat menghangatkan tenggorokan, sehingga meredakan batuk. Air hangat juga dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan memperlancar sirkulasi darah. Bagi lansia seperti Mbah, minum air hangat juga dapat merelaksasi otot yang kram.
4. Menjaga pola tidur
Mbah punya pola tidur yang teratur. Siang hari, beliau selalu tidur selama 30-40 menit sampai menjelang zuhur. Begitupun malam hari, Mbah tidak pernah tidur di atas jam 9. Ngantuk atau tidak, pokoknya kalau sudah jam 9 ya siap-siap tidur. Bersih-bersih, wudhu, lalu ganti baju. Disiplin menjaga pola tidur ternyata baik untuk menjaga fungsi kognitif. Selain itu, lansia seperti Mbah memang perlu istirahat cukup agar tidak kelelahan.
5. Melakukan aktivitas motorik halus
Dulu waktu aku SD, Mbah masih sangat suka merajut. Mbah membuatkan kotak pinsil warna-warni rajutan tangannya sendiri untuk setiap cucunya. Aku ingat setiap kali temanku tanya beli dimana, aku bilang dengan bangga, "Dibikinin Mbah!"
Sampai kira-kira 7 tahun lalu, Mbah berhenti merajut karena matanya berair kalau merajut. Tapi sesekali beliau masih menjahit, misal menjahit sisi bajunya yang robek, memasang kancing, atau memperbaiki bajunya yang kebesaran/kekecilan.
Aktivitas motorik halus seperti merajut dan menjahit yang masih dilakukan Mbah pada masa tuanya mungkin menjawab kekaguman kita, mengapa Mbah tidak pikun. Ia masih ingat satu per satu wajah serta nama cucu-cicitnya (yang buanyaak banget).
Berbagai penelitian ilmiah menunjukkan, aktivitas motorik halus memang dapat merangsang otak agar terus aktif. Merajut atau menjahit menurunkan risiko demensia dan alzheimer hingga 73% pada lansia. Lebih dari itu, aktivitas motorik halus ternyata juga dapat mencegah penyumbatan pembuluh darah di saraf otak vital.
6. Aktif bergerak
Penting bagi lansia untuk tetap aktif bergerak. Fakta penelitian menunjukkan, sel-sel menua lebih cepat dengan gaya hidup sedenter, yaitu gaya hidup yang lebih banyak duduk atau tidur.
Mbahku, di usianya yang hampir seabad, masih beraktivitas seperti biasa.
Terakhir kami ajak umroh waktu usianya 80 tahun. Lalu ke Manado dan Bunaken, naik pesawat atau naik boat, hayu. Asal jangan naik eskalator, hahaha... Seminggu sebelum kepergiannya, Mbah bahkan baru datang dari Surabaya naik pesawat.
Sholat 5 waktu plus rawatib, sholat dhuha, masih sambil berdiri. Memasak, mengurus rumah, berjalan kaki menjenguk cucu. Beliau juga mencuci pakaiannya sendiri dengan tangan.
"Jare dokter pokoe bergerak, latian, tapi yo ojo dipekso. Kalau nggak diajak bergerak malah nanti gampang pegel-pegel."
7. Tahu kadar kemampuan
Meski tetap beraktivitas seperti biasa, Mbahku juga sadar bahwa banyak hal yang sudah tidak bisa ia paksakan. Misalnya menggendong cicit, ngulek bumbu, pergi belanja sendiri, atau melakukan aktivitas lain yang terlalu berisiko.
Setahun terakhir dokter juga sudah meminta Mbah untuk tidak membaca Al-Quran terlalu banyak, dan tidak menjahit lagi sebab mata Mbah berair dan memerah kalau dipaksakan.
"Aku ini sudah diambil sedikit-sedikit nikmatnya sama Allah. Kuping, sudah diambil satu. (Pendengaran kanan Mbah nggak bagus). Sekarang mata. Badan yo gitu, sedikit-sedikit. Biar nggak kaget."
Mbah kami tersayang menutup usia setelah 92 tahun menjalani hidup sehat yang bahagia. Tidak pernah beliau sakit yang serius, selain batuk-batuk, pegal, yang beliau bilang, "sakite wong tuo". Sungguh kami bersyukur, masih bisa menikmati masa-masa bersama Mbah yang tidak akan kami lupakan.
Allahummarhamha.
Legendaris mom ....Ibuku dipanggil Allah 74 th.....Waktu muda klw ibu berdampingan dng Ning Hj.Hamidah seperti saudara kembar.....keluargaku pernah tinggal serumah di Sidonipah SBY....pantas ken Andari sangat kehilangan kembalinya mbahnya Ning hj.Hamidah banyak hal yg bisa diteladani....Semoga Ning Hj.Hamidah almarhumah Husnul khatimah..
BalasHapus.