Memaafkan
Aku masih ingat betul hari
itu, saat seseorang yang sangat kupercayai selama bertahun-tahun
menyakiti hatiku. Aku masuk kamar, tidak makan, tidak minum,
berselimut amarah yang membuat suhu badanku jadi naik drastis.
Emosiku menggelegak, bisa-bisanya aku diperlakukan seperti ini.
Lalu ibu datang mengetuk
kamar. Mengelus rambutku dan bertanya, “Kamu kenapa...”
Aku bercerita patah-patah
diiringi sesenggukan tangis dan nafas yang tersengal menahan
kekesalan. Tapi bahkan saat ceritaku belum selesai, Ibu bilang dengan
lembut, “Ya sudah, maafkan saja...”
Apa??! Aku tambah kesal.
Mana bisa aku maafin dia bu??! Ibu dengerin dulu deh ceritaku sampai
selesai!
“Buat apa? Nanti malah
tambah kesel diceritain. Maafin saja, maafin... Kalau bisa tetap
didoakan.”
Aku tidak langsung bisa
memahami itu. Dendam masih berkecamuk. Tetapi betul memang, mendendam
itu seperti memegang bara api. Dirimu sendiri-lah yang nantinya akan
terbakar. Berat badanku anjlok, jerawatan, sering tiba-tiba nangis,
pusing nggak jelas, makan nggak enak, capek...
Butuh waktu hampir 3 bulan
sebelum aku bisa memahami apa yang dikatakan ibu. Memaafkan orang
lain. Sebuah sikap yang mungkin terlihat sepele, tetapi sesungguhnya
hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang berjiwa amat besar.
Beberapa waktu yang lalu,
aku sedang iseng baca-baca terjemah Al-Quran. Terus, aku menemukan
sesuatu yang tidak disangka-sangka, bahwa ternyata anjuran untuk
memaafkan kesalahan orang banyaaaaakk sekali tercantum di kitab suci
kita. Jauh lebih banyak daripada anjuran untuk puasa.
خُذِ
الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ
عَنِ الْجَاهِلِينَ
Jadilah pemaaf dan
suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan
orang-orang yang bodoh. (QS. Al-A'raf 7:199)
وَلْيَعْفُوا
وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ
يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ
غَفُورٌ رَحِيمٌ
"...dan hendaklah
mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa
Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. An Nuur, 24:22)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
.. dan jika kamu maafkan
dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun, 64:14)
الَّذِينَ
يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ
عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ
الْمُحْسِنِينَ
"Yaitu orang2
yang menginfakkan hartanya ketika lapang dan sempit dan menahan
amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain." (QS. Ali
‘Imraan, 3:134)
Ada seorang pemuda yang oleh Rasulullah disebut-sebut sampai tiga kali, ia akan menjadi ahli surga. Semua orang heran dan bertanya-tanya, kok bisa dia menjadi ahli surga? Padahal dia ibadahnya tergolong biasa-biasa aja dibandingkan sahabat Rasul yang lain. Ternyata kata Rasul, ia punya satu amalan yang mendekatkannya dengan rahmat Allah, yaitu ia selalu memaafkan orang-orang yang menyakitinya tiap sebelum tidur.
And now, I learn that “Life becomes
easier when you try to accept an apology you never got.”
Komentar
Posting Komentar