INDONESIA: Places I Should See Before I Die (Part 1)
1. Ngarai Sianok, Sumatera Barat
NGARAI SIANOK, lembah curam yang terletak di perbatasan Bukittinggi dengan Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Jurang ini dalamnya sekitar 100 m membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m dan merupakan bagian dari patahan yang memisahkan Pulau Sumatera menjadi dua bagian memanjang (Patahan Semangko). Patahan ini membentuk dinding curam, dan membentuk lembah hijau yang dialiri Batang Sianok yang airnya jernih.
Pertama kali aku lihat foto Ngarai Sianok di kalender. Waaahhh… aku bener-bener melongo waktu memandangi fotonya, dan membayangkan betapa kecilnya aku jika berada di bawah tebing-tebing batu itu. Ngarai Sianok ini sebetulnya patahan, mirip-mirip lah dengan patahan Lembang di Jawa Barat, tapi menurutku ngarai ini pemandangannya lebih W.O.W!
2. Pantai-pantai di Bangka Belitung
Kepulauan BANGKA–BELITUNG, sebuah provinsi muda yang dulunya menjadi bagian dari Sumatra Selatan. Kepulauan Babel dipisahkan oleh Selat Bangka dari Pulau Sumatra, dan Selat Karimata, yang memisahkannya dengan Pulau Kalimantan. Provinsi Babel yang beribukota di Pangkal Pinang ini merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.
Aku pertama kali baca tentang Babel di majalah Bobo, aku langsung jatuh cinta dengan panorama pantainya yang khas, pasir putih, air sebening kaca, dan tentu saja, batu-batu putih besar yang menghampar di pantai. Apalagi setelah nonton film Laskar Pelangi, widiwww… semakin mupeng saja melihat pantai-pantai di Bangka. Apa daya, belum tercapai…
3. Jembatan Ampera, Sumatera Selatan
Ide untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang ”Seberang Ulu dan Seberang Ilir” dengan jembatan, sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang, tahun 1906. Namun pembangunan jembatan ini baru terlaksana pada April 1962, setelah mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno. Biaya pembangunannya diambil dari dana rampasan perang Jepang.
Awalnya, jembatan ini dinamai Jembatan Bung Karno sebagai bentuk penghargaan kepada Bung Karno, yang telah mewujudkan keinginan warga Palembang untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi. Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada 1965, saat itu jembatan ini adalah yang terpanjang di Asia tenggara. Setelah terjadi pergolakan politik pada 1966, gerakan anti-Soekarno menguat, maka nama jembatan itu diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).
Aku punya banyak kawan orang Sumsel, dan aku selalu penasaran setiap mereka cerita tentang Sungai Musi dan Jembatan Ampera. Terutama tentang cantiknya jembatan Ampera di malam hari. Selain itu, ke Sumsel aku juga punya misi lain, yaitu wisata kuliner! Ahaha… Sejak dulu aku memang penggemar makanan-makanan dari sini, mulai dari krupuk kemplang-nya, trus pempek, tekwan, pindang ikan belido, dannnn… sang juara: TEMPOYA!
4. Situ Gunung, Jawa Barat
SITU GUNUNG, sebuah danau di kaki Gunung Pangrango. Kesan pertama adalah ketika ikut kelas fotografi sama Arbain Rambey, dia nunjukin salah satu jepretannya yang membuat kami semua, waktu itu bertanya, “Waaahhh…itu di mana Bang?”
Dan ternyata, lukisan nirwana itu adalah Situ Gunung, Sukabumi. Danau tenang nan jernih dikelilingi bukit hijau, dengan sinar matahari keemasan yang memantul di permukaan air dan membentuk siluet perbukitan, luar biasa indah. Kayaknya pengen banget camping di tepi danaunya yang dingin dan tenang. Pagi-pagi, minum coklat panas sambil baca buku. Apalagi kalau dengan orang yang kita sayang, wah persis adegan Meg Ryan & Nic Cage di “City of Angels”…
5. Green Canyon, Jawa Barat
GREEN CANYON, nama aslinya adalah Cukang Taneuh. Sebuah panorama alam yang unik dan sangat indah, sungai jernih yang mengalir di antara ngarai hijau. Letaknya di selatan Jawa Barat, antara Batu Hiu dengan Batu Karas.
Dua tahun lalu aku melihat-lihat kamera digital seorang kawan yang baru pulang dari Pangandaran, dan ternyata ia juga mampir ke Green Canyon. Aku lihat foto-foto dan videonya, wow…subhanallah banget tempat itu. Air sungainya jernih kehijauan, di kanan kiri tebing-tebing hijau, yang meneteskan air dari atas. Bener-bener hijau, pertama kali yang kupikirkan saat melihat foto dan video Green Canyon adalah, ini sungguh sebuah replika surga. Pasti di surga ada tempat kayak gini.
Belum lama ini aku ke Batu Karas, sudah lewat sungai yang jernih kehijauan itu, tapi sayang seribu sayang nggak bisa mampir. Maklumlah, rombongan. Lain waktu aku mau ke Pangandaran lagi, tapi kayaknya naik pesawat aja deh. Naik bus, gak gak gak kuat >.<
6. Lawang Sewu, Jawa Tengah
LAWANG SEWU, sebuah gedung tua di Semarang, Jawa Tengah yang dibangun pada 1903 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda Semarang yang dahulu disebut Wilhelmina Plein. Pada masa perjuangan, gedung ini menjadi saksi atas peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober-19 Oktober 1945). Di sini terjadi pertempuran hebat antara pemuda Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang.
Bangunan ini sekarang dianggap angker, bahkan dijadikan lokasi syuting film horor dan uji nyali. Aku penasaran banget sama Lawang Sewu. Sekeren ini, masa iya sekarang dibiarkan kosong, tak terpakai dan kurang terawat? Padahal katanya Lawang Sewu inilah yang membuat Kota Lama Semarang semakin eksotis.
7. Ranu Kumbolo
RANU KUMBOLO, sebuah danau indah di ketinggian Gunung Semeru. Pertama kali kudengar kata Ranu Kumbolo adalah dari lagunya Dewa 19, Mahameru. Lalu aku baca buku “5 CM” di mana Ranu Kumbolo digambarkan seperti danau dan lembah hijau yang ada di film Jurassic Park. Siapa yang nggak mupeng coba? Aku sangat ingin naik Mahameru, tapi paling tidak jika aku nggak bisa mencapai puncak, aku ingin bisa seharian di Ranu Kumbolo.
*** bersambung
NGARAI SIANOK, lembah curam yang terletak di perbatasan Bukittinggi dengan Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Jurang ini dalamnya sekitar 100 m membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m dan merupakan bagian dari patahan yang memisahkan Pulau Sumatera menjadi dua bagian memanjang (Patahan Semangko). Patahan ini membentuk dinding curam, dan membentuk lembah hijau yang dialiri Batang Sianok yang airnya jernih.
Pertama kali aku lihat foto Ngarai Sianok di kalender. Waaahhh… aku bener-bener melongo waktu memandangi fotonya, dan membayangkan betapa kecilnya aku jika berada di bawah tebing-tebing batu itu. Ngarai Sianok ini sebetulnya patahan, mirip-mirip lah dengan patahan Lembang di Jawa Barat, tapi menurutku ngarai ini pemandangannya lebih W.O.W!
2. Pantai-pantai di Bangka Belitung
Kepulauan BANGKA–BELITUNG, sebuah provinsi muda yang dulunya menjadi bagian dari Sumatra Selatan. Kepulauan Babel dipisahkan oleh Selat Bangka dari Pulau Sumatra, dan Selat Karimata, yang memisahkannya dengan Pulau Kalimantan. Provinsi Babel yang beribukota di Pangkal Pinang ini merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.
Aku pertama kali baca tentang Babel di majalah Bobo, aku langsung jatuh cinta dengan panorama pantainya yang khas, pasir putih, air sebening kaca, dan tentu saja, batu-batu putih besar yang menghampar di pantai. Apalagi setelah nonton film Laskar Pelangi, widiwww… semakin mupeng saja melihat pantai-pantai di Bangka. Apa daya, belum tercapai…
3. Jembatan Ampera, Sumatera Selatan
Ide untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang ”Seberang Ulu dan Seberang Ilir” dengan jembatan, sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang, tahun 1906. Namun pembangunan jembatan ini baru terlaksana pada April 1962, setelah mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno. Biaya pembangunannya diambil dari dana rampasan perang Jepang.
Awalnya, jembatan ini dinamai Jembatan Bung Karno sebagai bentuk penghargaan kepada Bung Karno, yang telah mewujudkan keinginan warga Palembang untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi. Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada 1965, saat itu jembatan ini adalah yang terpanjang di Asia tenggara. Setelah terjadi pergolakan politik pada 1966, gerakan anti-Soekarno menguat, maka nama jembatan itu diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).
Aku punya banyak kawan orang Sumsel, dan aku selalu penasaran setiap mereka cerita tentang Sungai Musi dan Jembatan Ampera. Terutama tentang cantiknya jembatan Ampera di malam hari. Selain itu, ke Sumsel aku juga punya misi lain, yaitu wisata kuliner! Ahaha… Sejak dulu aku memang penggemar makanan-makanan dari sini, mulai dari krupuk kemplang-nya, trus pempek, tekwan, pindang ikan belido, dannnn… sang juara: TEMPOYA!
4. Situ Gunung, Jawa Barat
SITU GUNUNG, sebuah danau di kaki Gunung Pangrango. Kesan pertama adalah ketika ikut kelas fotografi sama Arbain Rambey, dia nunjukin salah satu jepretannya yang membuat kami semua, waktu itu bertanya, “Waaahhh…itu di mana Bang?”
Dan ternyata, lukisan nirwana itu adalah Situ Gunung, Sukabumi. Danau tenang nan jernih dikelilingi bukit hijau, dengan sinar matahari keemasan yang memantul di permukaan air dan membentuk siluet perbukitan, luar biasa indah. Kayaknya pengen banget camping di tepi danaunya yang dingin dan tenang. Pagi-pagi, minum coklat panas sambil baca buku. Apalagi kalau dengan orang yang kita sayang, wah persis adegan Meg Ryan & Nic Cage di “City of Angels”…
5. Green Canyon, Jawa Barat
GREEN CANYON, nama aslinya adalah Cukang Taneuh. Sebuah panorama alam yang unik dan sangat indah, sungai jernih yang mengalir di antara ngarai hijau. Letaknya di selatan Jawa Barat, antara Batu Hiu dengan Batu Karas.
Dua tahun lalu aku melihat-lihat kamera digital seorang kawan yang baru pulang dari Pangandaran, dan ternyata ia juga mampir ke Green Canyon. Aku lihat foto-foto dan videonya, wow…subhanallah banget tempat itu. Air sungainya jernih kehijauan, di kanan kiri tebing-tebing hijau, yang meneteskan air dari atas. Bener-bener hijau, pertama kali yang kupikirkan saat melihat foto dan video Green Canyon adalah, ini sungguh sebuah replika surga. Pasti di surga ada tempat kayak gini.
Belum lama ini aku ke Batu Karas, sudah lewat sungai yang jernih kehijauan itu, tapi sayang seribu sayang nggak bisa mampir. Maklumlah, rombongan. Lain waktu aku mau ke Pangandaran lagi, tapi kayaknya naik pesawat aja deh. Naik bus, gak gak gak kuat >.<
6. Lawang Sewu, Jawa Tengah
LAWANG SEWU, sebuah gedung tua di Semarang, Jawa Tengah yang dibangun pada 1903 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda Semarang yang dahulu disebut Wilhelmina Plein. Pada masa perjuangan, gedung ini menjadi saksi atas peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober-19 Oktober 1945). Di sini terjadi pertempuran hebat antara pemuda Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang.
Bangunan ini sekarang dianggap angker, bahkan dijadikan lokasi syuting film horor dan uji nyali. Aku penasaran banget sama Lawang Sewu. Sekeren ini, masa iya sekarang dibiarkan kosong, tak terpakai dan kurang terawat? Padahal katanya Lawang Sewu inilah yang membuat Kota Lama Semarang semakin eksotis.
7. Ranu Kumbolo
RANU KUMBOLO, sebuah danau indah di ketinggian Gunung Semeru. Pertama kali kudengar kata Ranu Kumbolo adalah dari lagunya Dewa 19, Mahameru. Lalu aku baca buku “5 CM” di mana Ranu Kumbolo digambarkan seperti danau dan lembah hijau yang ada di film Jurassic Park. Siapa yang nggak mupeng coba? Aku sangat ingin naik Mahameru, tapi paling tidak jika aku nggak bisa mencapai puncak, aku ingin bisa seharian di Ranu Kumbolo.
*** bersambung
Ken....,
BalasHapusyuuk kita ke Green Canyon. SUMPAH, aku juga kepengin. dipameri ama kawan yg habis dari sana, semakin panaslah aku.
hehe, kenalkan aku pembaca blog-mu. udah lama sih, tp baru sukses kirim komen saat ini. (dulu2 sllu gagal :( )
wah mbak menginspirasi banget :D
BalasHapusmaav baru baca2...
BalasHapusayo qt keliling INDONESIAAAA.......
ayooooooooookkk jalan2!
BalasHapusAyo yang pengen ke RANU KUMBOLO, ntar sekalian muncak sampe "JONGGRING SALOKA"...
BalasHapusKerajaan diatas Awan...
Blog anda menginspirasi banget kak,,, salam kenal
#anak kaki semeru
wow...! doakan yah saya bisa ke sana suatu hari nanti!
Hapus