Khasiat Tanaman Sirsak untuk Kesehatan
Siapa tak kenal buah sirsak? Buah ini tampilan luarnya memang agak garang dengan duri-duri di kulitnya, namun soal rasa, hmm… segar luar biasa. Selama ini kita mengenal sirsak sebagai buah untuk dimakan atau dijus. Di balik rasanya yang manis-asam segar ternyata sirsak mengandung banyak zat yang amat baik bagi kesehatan tubuh.
Bahkan beberapa tahun terakhir, sirsak semakin hangat diperbincangkan sebagai obat anti kanker. Namun bukan buah segarnya yang dibicarakan, melainkan kandungan di dalam daun sirsak itu sendiri. Banyak testimoni dari orang-orang yang kerabatnya mengidap kanker. Mereka mengakui keampuhan si daun sirsak memberantas sel-sel kanker yang tumbuh di dalam tubuh. Benarkah daun sirsak ampuh membunuh sel kanker? Jika betul, tentu ini sebuah berita menggembirakan bagi para pengidap kanker, yang selama ini harus menderita ketika menjalani kemoterapi.
Menurut Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo, yang dikenal aktif meneliti kandungan obat-obat bahan alam, hal ini tetap harus dibuktikan secara ilmiah. “Harus ada penelitian lebih lanjut tentang daun sirsak. Saya sendiri hingga hari ini belum menemukan literatur yang memadai tentang khasiat daun sirsak sebagai anti-kanker,” jelas Sumali saat ditemui di ruang kerjanya di Pusat Studi Obat Bahan Alam (PSOBA) Departemen Farmasi, Fakultas MIPA UI.
Informasi tentang khasiat daun sirsak ini memang kebanyakan masih berupa testimoni-testimoni dari mereka yang mengaku sudah merasakan khasiat daun sirsak untuk berbagai penyakit, seperti kanker, jantung, lever, darah tinggi, asam urat, dan sebagainya.
“Inilah tantangan bagi kami, para peneliti untuk menemukan khasiat tanaman-tanaman sebagai obat. Harus diteliti lebih lanjut tentang khasiatnya, keamanannya, sampai kepada formula atau takaran dosis yang diperlukan,” kata Sumali.
Jika kelak sudah dapat dibuktikan khasiatnya secara ilmiah, selanjutnya industri farmasi dapat membuat obat daun sirsak ini dalam bentuk sirup, kapsul, agar lebih mudah digunakan. Ini memang kabar menggembirakan, namun Sumali menegaskan, penelitian tetap sangat penting dilakukan.
Namun menurutnya, perihal kandungan nutrisi yang ada di dalam buah sirsak, sudah tidak diragukan lagi. Buah yang dapat tumbuh baik di daerah tropis ini kaya akan asam-asam organik, seperti asam malat, dan asam sitrat, yang terbukti dapat menurunkan kadar asam urat. Sirsak juga kaya akan serat yang sangat baik untuk kesehatan pencernaan. Selain itu, sirsak diketahui mengandung senyawa sitotoksin, yaitu jenis senyawa racun yang dapat membunuh racun yang merugikan tubuh.
Kandungan yang paling banyak dalam buah sirsak adalah vitamin C. Dalam setiap 100 gr buah, terdapat 20 mg vitamin C, yang sangat dibutuhkan tubuh sebagai antioksidan. Antioksidan dapat menetralkan oksidator-oksidator (senyawa yang bersifat merusak) dalam tubuh kita, sehingga penuaan sel dapat dihambat. “Selain itu, buah ini kandungan lemaknya hampir-hampir tidak ada. Bagus sekali memang kandungan nutrisi sirsak,” tutur Sumali yang juga Guru Besar Farmasi di Universitas Indonesia ini.
Yang paling penting, anti oksidan ini juga dapat menetralkan zat-zat polutan yang bersifat merusak sel. Sering kita tidak menyadari zat polutan di debu, asap kendaraan, bahkan bahan-bahan tambahan dan racun yang masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan. Misalnya pestisida, vetsin, bahan pewarna, dan bahan pengawet, yang justru sering secara sengaja kita tambahkan ke dalam makanan.
“Zat-zat polutan tersebut bersifat karsinogen, memicu tumbuhnya sel kanker. Sirsak dengan kandungan vitamin C dan antioksidan yang amat tinggi dapat menetralisir zat polutan, sekaligus mencegah tumbuhnya sel kanker di dalam tubuh kita,” jelas Sumali.
Berdasarkan penelitian, kandungan yang ada di dalam buah sirsak itu mampu menghambat, bahkan menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker. “Khasiatnya tidak instan, tentu saja harus dibarengi dengan pola hidup sehat,” tambahnya.
Menurut Sumali, pencegahan dan pengobatan dengan bahan-bahan alami jauh lebih baik dan minim efek samping bila dibandingkan dengan pengobatan yang menggunakan obat sintetik. Misalnya bagi penderita kanker, selama ini kita mengenal pengobatan dengan kemoterapi dan radiasi. Pengobatan seperti ini tidak hanya membunuh sel kanker, tapi juga mengganggu sel-sel normal, maka timbullah keluhan rambut rontok, kulit mengering, perut mual, dan sebagainya. “Itu ‘kan obat sintetik, maka seharusnya kemoterapi dan radiasi menjadi pilihan terakhir bagi penderita kanker. Selama bisa dengan obat bahan alam, itu lebih baik. Terutama untuk pencegahan,” katanya.
Di dalam sirsak memang terkandung acetogenin, yang diyakini mampu membunuh sel-sel kanker tanpa mengganggu sel-sel sehat dalam tubuh manusia. Sehingga dapat dikatakan aman dan minim efek samping.
Zat-zat dalam sirsak, sebagai obat bahan alam, memiliki efek samping yang lebih kecil daripada obat sintetik. Menurut Sumali, hal ini dapat terjadi karena khasiatnya merupakan resultante dari gabungan zat-zat di dalam buah tersebut. “Ada zat yang memperkuat, ada yang menetralisir, ada yang mengurangi. Mereka bersifat sinergis. Itu sifat alami dari bahan alam, dia punya berbagai senyawa kimia, semuanya berkhasiat, dan semua senyawa itu ada dalam satu jaringan, sehingga mudah bekerja sama dan tidak saling merusak,” jelasnya.
Bukan Hanya Sirsak
Indonesia sangat kaya akan jenis tanaman, dan banyak resep-resep pengobatan tradisional dan alami dari nenek moyang, yang setelah diujikan secara ilmiah, memang terbukti khasiatnya. “Bukan hanya sirsak, tanaman-tanaman seperti keladi tikus, akar kucing, mengkudu, dan mahkota dewa itu sudah terbukti khasiat-khasiatnya. Maka ketika ada informasi mengenai manfaat daun sirsak, itu menjadi tantangan bagi kami untuk bisa membuktikannya,” tutur Sumali.
Bahan-bahan alami di sekitar kita yang seringkali tidak kita hiraukan, ternyata memiliki beragam khasiat. Apalagi bahan-bahan tersebut lebih mudah dan lebih murah didapatkan, sehingga terjangkau oleh masyarakat luas. Menurut Sumali, masyarakat belum banyak tahu karena memang belum banyak diekspos oleh media. “Masyarakat masih banyak yang belum tahu, kehebatan obat-obat alami di sekitar kita. Inilah fungsi media, untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat,” harapnya.
Bahkan beberapa tahun terakhir, sirsak semakin hangat diperbincangkan sebagai obat anti kanker. Namun bukan buah segarnya yang dibicarakan, melainkan kandungan di dalam daun sirsak itu sendiri. Banyak testimoni dari orang-orang yang kerabatnya mengidap kanker. Mereka mengakui keampuhan si daun sirsak memberantas sel-sel kanker yang tumbuh di dalam tubuh. Benarkah daun sirsak ampuh membunuh sel kanker? Jika betul, tentu ini sebuah berita menggembirakan bagi para pengidap kanker, yang selama ini harus menderita ketika menjalani kemoterapi.
Menurut Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo, yang dikenal aktif meneliti kandungan obat-obat bahan alam, hal ini tetap harus dibuktikan secara ilmiah. “Harus ada penelitian lebih lanjut tentang daun sirsak. Saya sendiri hingga hari ini belum menemukan literatur yang memadai tentang khasiat daun sirsak sebagai anti-kanker,” jelas Sumali saat ditemui di ruang kerjanya di Pusat Studi Obat Bahan Alam (PSOBA) Departemen Farmasi, Fakultas MIPA UI.
Informasi tentang khasiat daun sirsak ini memang kebanyakan masih berupa testimoni-testimoni dari mereka yang mengaku sudah merasakan khasiat daun sirsak untuk berbagai penyakit, seperti kanker, jantung, lever, darah tinggi, asam urat, dan sebagainya.
“Inilah tantangan bagi kami, para peneliti untuk menemukan khasiat tanaman-tanaman sebagai obat. Harus diteliti lebih lanjut tentang khasiatnya, keamanannya, sampai kepada formula atau takaran dosis yang diperlukan,” kata Sumali.
Jika kelak sudah dapat dibuktikan khasiatnya secara ilmiah, selanjutnya industri farmasi dapat membuat obat daun sirsak ini dalam bentuk sirup, kapsul, agar lebih mudah digunakan. Ini memang kabar menggembirakan, namun Sumali menegaskan, penelitian tetap sangat penting dilakukan.
Namun menurutnya, perihal kandungan nutrisi yang ada di dalam buah sirsak, sudah tidak diragukan lagi. Buah yang dapat tumbuh baik di daerah tropis ini kaya akan asam-asam organik, seperti asam malat, dan asam sitrat, yang terbukti dapat menurunkan kadar asam urat. Sirsak juga kaya akan serat yang sangat baik untuk kesehatan pencernaan. Selain itu, sirsak diketahui mengandung senyawa sitotoksin, yaitu jenis senyawa racun yang dapat membunuh racun yang merugikan tubuh.
Kandungan yang paling banyak dalam buah sirsak adalah vitamin C. Dalam setiap 100 gr buah, terdapat 20 mg vitamin C, yang sangat dibutuhkan tubuh sebagai antioksidan. Antioksidan dapat menetralkan oksidator-oksidator (senyawa yang bersifat merusak) dalam tubuh kita, sehingga penuaan sel dapat dihambat. “Selain itu, buah ini kandungan lemaknya hampir-hampir tidak ada. Bagus sekali memang kandungan nutrisi sirsak,” tutur Sumali yang juga Guru Besar Farmasi di Universitas Indonesia ini.
Yang paling penting, anti oksidan ini juga dapat menetralkan zat-zat polutan yang bersifat merusak sel. Sering kita tidak menyadari zat polutan di debu, asap kendaraan, bahkan bahan-bahan tambahan dan racun yang masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan. Misalnya pestisida, vetsin, bahan pewarna, dan bahan pengawet, yang justru sering secara sengaja kita tambahkan ke dalam makanan.
“Zat-zat polutan tersebut bersifat karsinogen, memicu tumbuhnya sel kanker. Sirsak dengan kandungan vitamin C dan antioksidan yang amat tinggi dapat menetralisir zat polutan, sekaligus mencegah tumbuhnya sel kanker di dalam tubuh kita,” jelas Sumali.
Berdasarkan penelitian, kandungan yang ada di dalam buah sirsak itu mampu menghambat, bahkan menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker. “Khasiatnya tidak instan, tentu saja harus dibarengi dengan pola hidup sehat,” tambahnya.
Menurut Sumali, pencegahan dan pengobatan dengan bahan-bahan alami jauh lebih baik dan minim efek samping bila dibandingkan dengan pengobatan yang menggunakan obat sintetik. Misalnya bagi penderita kanker, selama ini kita mengenal pengobatan dengan kemoterapi dan radiasi. Pengobatan seperti ini tidak hanya membunuh sel kanker, tapi juga mengganggu sel-sel normal, maka timbullah keluhan rambut rontok, kulit mengering, perut mual, dan sebagainya. “Itu ‘kan obat sintetik, maka seharusnya kemoterapi dan radiasi menjadi pilihan terakhir bagi penderita kanker. Selama bisa dengan obat bahan alam, itu lebih baik. Terutama untuk pencegahan,” katanya.
Di dalam sirsak memang terkandung acetogenin, yang diyakini mampu membunuh sel-sel kanker tanpa mengganggu sel-sel sehat dalam tubuh manusia. Sehingga dapat dikatakan aman dan minim efek samping.
Zat-zat dalam sirsak, sebagai obat bahan alam, memiliki efek samping yang lebih kecil daripada obat sintetik. Menurut Sumali, hal ini dapat terjadi karena khasiatnya merupakan resultante dari gabungan zat-zat di dalam buah tersebut. “Ada zat yang memperkuat, ada yang menetralisir, ada yang mengurangi. Mereka bersifat sinergis. Itu sifat alami dari bahan alam, dia punya berbagai senyawa kimia, semuanya berkhasiat, dan semua senyawa itu ada dalam satu jaringan, sehingga mudah bekerja sama dan tidak saling merusak,” jelasnya.
Bukan Hanya Sirsak
Indonesia sangat kaya akan jenis tanaman, dan banyak resep-resep pengobatan tradisional dan alami dari nenek moyang, yang setelah diujikan secara ilmiah, memang terbukti khasiatnya. “Bukan hanya sirsak, tanaman-tanaman seperti keladi tikus, akar kucing, mengkudu, dan mahkota dewa itu sudah terbukti khasiat-khasiatnya. Maka ketika ada informasi mengenai manfaat daun sirsak, itu menjadi tantangan bagi kami untuk bisa membuktikannya,” tutur Sumali.
Bahan-bahan alami di sekitar kita yang seringkali tidak kita hiraukan, ternyata memiliki beragam khasiat. Apalagi bahan-bahan tersebut lebih mudah dan lebih murah didapatkan, sehingga terjangkau oleh masyarakat luas. Menurut Sumali, masyarakat belum banyak tahu karena memang belum banyak diekspos oleh media. “Masyarakat masih banyak yang belum tahu, kehebatan obat-obat alami di sekitar kita. Inilah fungsi media, untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat,” harapnya.
we need seeds of the Sirsak please give me advise .....
BalasHapusSujkumar2008@gmail.com
+917386857212 (English or Hindi)