Bambang Pamungkas, Jago Lapangan yang Jago Menulis

Pesepakbola nasional Bambang Pamungkas adalah satu di antara sedikit atlet yang rajin menulis di situs pribadinya. Ia menuliskan apa saja, kegiatannya bersama tim nasional dan Persija, opininya tentang persepakbolaan Indonesia, hingga pengalaman-pengalaman pribadi. Dan rangkaian kata-katanya terjalin apik, kadang menyentuh. Tak heran semakin banyak orang mengagumi sosoknya, tak hanya sebagai pesepakbola handal, tetapi juga penulis yang memikat. Tentang ini Bepe merasa sedikit aneh. ”Merasa sedikit aneh memang ya. Karena sebenarnya tulisan saya biasa-biasa saja...” kata pria kelahiran Salatiga, 10 Agustus 1980 ini merendah.

Meski tulisannya enak dibaca, atlet yang akrab dipanggil Bepe ini mengaku awalnya menulis karena keterpaksaan. ”Sebagai pemain sepakbola saya dikenal jarang berbicara kepada media. Dengan menulis di website pribadi, saya dapat menyampaikan hal yang sebenar-benarnya mengenai diri saya,” tuturnya kepada Ken Andari dari GATRA.



Bepe mengaku, lewat tulisan ia dapat memotivasi diri sendiri, rekan-rekannya, dan juga masyarakat. Oleh karena itu ia tak segan meluangkan waktu di tengah kesibukan untuk menulis. Biasanya ia menulis saat waktu luang usai makan malam. ”Saya mencoba mengungkap sisi lain dari seorang atlet sepakbola di luar lapangan hijau,” tutur ayah dengan tiga putri ini.

Sebagai seorang yang aktif menulis, Bepe pun gemar membaca. Biasanya ia membaca biografi tokoh-tokoh dunia dan olahragawan. Buku yang gemar ia lahap di antaranya My Journey to Hell and Back (Paul Gascoigne), Penyambung Lidah Rakyat(Soekarno), The Naked Chef Series (Jamie Oliver), The Rebel Who Would Be King (Eric Cantona), dan As Bad As I Wanna Be(Denis Rodman).

Jika rekan timnas-nya ada yang tertarik menjadi bintang iklan dan sinetron, Bepe pun tak mau ketinggalan. Ia akan segera menerbitkan buku perdananya. Buku hasil adaptasi dari website pribadinya ini rencananya akan diluncurkan Maret mendatang. ”Ada beberapa tambahan tulisan yang sengaja saya simpan, terutama yang terjadi saat gelaran AFF 2010 lalu, dan itu mungkin menjadi poin terpenting,” ujarnya sedikit berpromosi.

Jangan-jangan Bepe punya ’ghost-writer’? Ditanya seperti itu, Bepe hanya tertawa. ”Andaikan saja memang demikian adanya, saya senang sekali, dengan begitu saya dapat berkonsentrasi pada hal-hal lain. Tapi sayang sekali hal itu tidak pernah ada.”

Komentar

Baca juga...

Gunung Kunci, Benteng Kokoh di Balik Bukit

Menyusui Pasca Operasi Payudara

Kaleidoskop Indonesia 2008

Bahasa "Alay" di Kalangan Remaja

Si Cantik Asli Sumedang