Wartawan Profesional

Wartawan makin banyak. Namun yang manakah yang benar-benar profesional?

Menurut Alex Sobur dalam Etika Pers, Profesionalisme dengan Nurani (2001:83), ada lima hal yang tercakup dalam profesionalisme:
1. Profesional menggunakan organisasi atau kelompok profesional sebagai kelompok referensi utama
2. Profesional melayani masyarakat dengan baik, mengutamakan kepentingan umum
3. Profesional memiliki kepedulian atau rasa terpanggil dalam bidangnya
4. Profesional memiliki rasa otonomi.
5. Profesional mengatur dirinya sendiri (self regulation)

Ashadi Siregar dalam bukunya “Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa” memaparkan sejumlah karakteristik wartawan profesional:
1. Persiapan sebelum ke lapangan
Wartawan yang profesional selalu mempersiapkan diri sebaik-baiknya agar dapat membaca situasi dimana dia berada dan bekerja.
2. Menjalin hubungan baik
Wartawan profesional akan selalu menjaga hubungan baik dengan para sumber berita dan berbagai pihak yang dalam kehidupan sehari-hari mempunyai kontak langsung terhadap sumber berita.
3. Menjaga akurasi
Hal ini penting karena erosi kepercayaan terhadap profesionalisme wartawan bisa bersumber dari kekurangcermatannya ketika mengumpulkan fakta, yang bisa menyebabkan pembaca dan sumber berita menjadi tidak puas.
4. Menjaga keseimbangan
Tidak mudah bagi wartawan untuk menulis berita tentang konflik kepentingan atau perbedaan pendapat. Wartawan yang profesional akan menulis beritanya dengan seimbang, cover both sides dan tidak memihak.
5. Mengutamakan objektivitas
Wartawan profesional selalu mengutamakan objektivitas, dan memperlakukan fakta apa adanya.
6. Menjunjung ketidakberpihakan
Berita tentang konflik kepentingan bisa dianggap menguntungkan atau merugikan salah satu pihak. Menulis berita yang memihak tabu bagi wartawan.
7. Menghindari tuntutan hukum
Wartawan profesional selalu melakukan cek dan ricek terhadap hasil liputannya, sehingga bisa mengurangi kesalahan penulisan sumber atau fakta. Umumnya ketergangguan akibat pernyataan pers dapat berupa pencemaran nama baik, dan gangguan terhadap kepentingan umum.
8. Menjaga etika profesi
Wartawan profesional yang memandang kewartawanan sebagai profesi yang memiliki harkat, harus turut menjaga ancaman erosi terhadap martabat profesi. Wartawan profesional mengutamakan kepentingan publik dan menaati etika.
9. Memahami politik keredaksian
Agar berita yang dimuat diminati pembaca, bermanfaat dan layak dibaca, bukan hanya redaktur yang harus bertanggung jawab, wartawan juga. Wartawan profesional bisa memahami politik keredaksian.

Asep Syamsul M. Romli dalam bukunya Jurnalistik Terapan menuliskan setidaknya ada enam standar profesi wartawan sejati (real journalist), diantaranya:
1. Well selected, maksudnya wartawan harus memenuhi kriteria profesionalisme, seperti memiliki keterampilan jurnalistik serta mnaati kode etik jurnalistik.
2. Well educated, maksudnya wartawan perlu melalui tahap pendidikan kewartawanan, setidaknya melalui pelatihan jurnalistik yang terarah secara baik
3. Well trained, artinya terlatih dengan baik sehingga berita yang kita terima menjadi cermat, enak dibaca, dan tidak menyesatkan
4. Well equipped, artinya dilengkapi peralatan memadai seperti alat tulis, alat rekam, kamera, alat komunikasi, dan sebagainya, supaya dapat bekerja secara optimal.
5. Well paid, maksudnya digaji secara layak supaya tidak ada pemerasan penyalahgunaan profesi wartawan.
6. Well motivated, artinya memiliki motivasi dan idealisme.

Profesi wartawan adalah profesi yang membutuhkan keterampilan, watak, semangat, dan cara kerja tertentu. Dalam persepsi diri para wartawan sendiri, istilah “profesional” memiliki tiga arti :
1. Profesional adalah kebalikan dari amatir.
2. Sifat pekerjaan wartawan menuntut pelatihan khusus.
3. Norma-norma yang mengatur perilakunya dititikberatkan pada kepentingan khalayak pembaca.
Selanjutnya, terdapat dua norma yang diidentifikasikan, yaitu :
1. Norma teknis (keharusan menghimpun berita dengan cepat, keterampilan menulis, menyunting, dsb.).
2. Norma etis (kewajiban kepada pembaca serta nilai-nilai, seperti tanggung jawab, sikap tidak memihak, sikap peduli, sikap adil, objektif dan lain-lain, yang semuanya harus tercemin dalam produk penulisannya).

Pendek kata, menurut saya wartawan profesional adalah wartawan yang melaksanakan profesinya dengan penuh tanggung jawab.

Komentar

Baca juga...

Gunung Kunci, Benteng Kokoh di Balik Bukit

Menyusui Pasca Operasi Payudara

Kaleidoskop Indonesia 2008

Bahasa "Alay" di Kalangan Remaja

Si Cantik Asli Sumedang